tag:blogger.com,1999:blog-74800725983471623452024-03-05T10:26:52.896-08:00CV.PUSAKA PAJAJARANBISNIS PERTAMBANGAN
(Miner & Trader)CV.PUSAKA PAJAJARANhttp://www.blogger.com/profile/08041934671432824677noreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-7480072598347162345.post-79172796155355634962011-02-18T04:20:00.000-08:002011-02-18T04:20:22.069-08:00Wengi Enjing Tepang Deui - Yayasan Kabudayaan SAWALA KANDAGA KALANG SUNDA Ti Ki Sunda keur nu micinta Sunda ___________________________________________<a href="http://www.kalangsunda.net/apps/videos/videos/show/9258153-wengi-enjing-tepang-deui?sms_ss=blogger&at_xt=4d5e63ad83e20906%2C0">Wengi Enjing Tepang Deui - Yayasan Kabudayaan SAWALA KANDAGA KALANG SUNDA Ti Ki Sunda keur nu micinta Sunda ___________________________________________</a>CV.PUSAKA PAJAJARANhttp://www.blogger.com/profile/08041934671432824677noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7480072598347162345.post-75048307602717387472011-02-18T04:01:00.000-08:002011-02-18T04:01:41.785-08:00Duh Indung - Yayasan Kabudayaan SAWALA KANDAGA KALANG SUNDA Ti Ki Sunda keur nu micinta Sunda ___________________________________________<a href="http://www.kalangsunda.net/apps/videos/videos/show/9145752-duh-indung?sms_ss=blogger&at_xt=4d5e5f82b279eddf%2C0">Duh Indung - Yayasan Kabudayaan SAWALA KANDAGA KALANG SUNDA Ti Ki Sunda keur nu micinta Sunda ___________________________________________</a>CV.PUSAKA PAJAJARANhttp://www.blogger.com/profile/08041934671432824677noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7480072598347162345.post-61692726594607474852011-01-20T08:16:00.001-08:002011-01-20T08:16:43.209-08:00EMAS/Au (Artikel,amir doc.2011)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Emas,<br />
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%.<br />
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan plaser<br />
Emas banyak digunakan sebagai barang perhiasan, cadangan devisa, dll.<br />
Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.<br />
</div>CV.PUSAKA PAJAJARANhttp://www.blogger.com/profile/08041934671432824677noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7480072598347162345.post-40802167277665684212011-01-20T08:03:00.000-08:002011-01-20T08:03:08.650-08:00BATU KAPUR/GAMPING (Artikel,amir doc.2011)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Batu Kapur/Gamping<br />
Batu kapur (Gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batu kapur yang terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Batu kapur dapat berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral pengotornya. <br />
Mineral karbonat yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur adalah aragonit (CaCO3), yang merupakan mineral metastable karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi kalsit (CaCO3). Mineral lainnya yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur atau dolomit, tetapi dalam jumlah kecil adalah Siderit (FeCO3), ankarerit (Ca2MgFe(CO3)4), dan magnesit (MgCO3).<br />
Penggunaan batu kapur sudah beragam diantaranya untuk bahan kaptan, bahan campuran bangunan, industri karet dan ban, kertas, dan lain-lain. <br />
Potensi batu kapur di Indonesia sangat besar dan tersebar hampir merata di seluruh kepulauan Indonesia. Sebagian besar cadangan batu kapur Indonesia terdapat di Sumatera Barat</div>CV.PUSAKA PAJAJARANhttp://www.blogger.com/profile/08041934671432824677noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7480072598347162345.post-66298718943624245222011-01-02T22:27:00.000-08:002011-01-03T02:39:48.048-08:00Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009<div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA</div><div style="text-align: center;">NOMOR 4 TAHUN 2009</div><div style="text-align: center;">TENTANG</div><div style="text-align: center;">PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA</div><div style="text-align: center;">PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">Menimbang : </div><div style="text-align: center;">a. bahwa mineral dan batubara yang terkandung dalam</div><div style="text-align: center;">wilayah hukum pertambangan Indonesia merupakan</div><div style="text-align: center;">kekayaan alam tak terbarukan sebagai karunia Tuhan</div><div style="text-align: center;">Yang Maha Esa yang mempunyai peranan penting dalam</div><div style="text-align: center;">memenuhi hajat hidup orang banyak, karena itu</div><div style="text-align: center;">pengelolaannya harus dikuasai oleh Negara untuk memberi</div><div style="text-align: center;">nilai tambah secara nyata bagi perekonomian nasional</div><div style="text-align: center;">dalam usaha mencapai kemakmuran dan kesejahteraan</div><div style="text-align: center;">rakyat secara berkeadilan;</div><div style="text-align: center;">b. bahwa kegiatan usaha pertambangan mineral dan</div><div style="text-align: center;">batubara yang merupakan kegiatan usaha pertambangan</div><div style="text-align: center;">di luar panas bumi, minyak dan gas bumi serta air tanah</div><div style="text-align: center;">mempunyai peranan penting dalam memberikan nilai</div><div style="text-align: center;">tambah secara nyata kepada pertumbuhan ekonomi</div><div style="text-align: center;">nasional dan pembangunan daerah secara berkelanjutan;</div><div style="text-align: center;">c. bahwa dengan mempertimbangkan perkembangan nasional</div><div style="text-align: center;">maupun internasional, Undang-Undang Nomor 11 Tahun</div><div style="text-align: center;">1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan</div><div style="text-align: center;">sudah tidak sesuai lagi sehingga dibutuhkan perubahan</div><div style="text-align: center;">peraturan perundang-undangan di bidang pertambangan</div><div style="text-align: center;">mineral dan batubara yang dapat mengelola dan</div><div style="text-align: center;">mengusahakan potensi mineral dan batubara secara</div><div style="text-align: center;">mandiri, andal, transparan, berdaya saing, efisien, dan</div><div style="text-align: center;">berwawasan lingkungan, guna menjamin pembangunan</div><div style="text-align: center;">nasional secara berkelanjutan;</div><div style="text-align: center;">- 2 -</div><div style="text-align: center;">4. Pertambangan . . .</div><div style="text-align: center;">d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud</div><div style="text-align: center;">dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk</div><div style="text-align: center;">Undang-Undang tentang Pertambangan Mineral dan</div><div style="text-align: center;">Batubara;</div><div style="text-align: center;">Mengingat : Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 dan Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3)</div><div style="text-align: center;">Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;</div><div style="text-align: center;">Dengan Persetujuan Bersama</div><div style="text-align: center;">DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA</div><div style="text-align: center;">dan</div><div style="text-align: center;">PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,</div><div style="text-align: center;">MEMUTUSKAN:</div><div style="text-align: center;">Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL</div><div style="text-align: center;">DAN BATUBARA.</div><div style="text-align: center;">BAB I</div><div style="text-align: center;">KETENTUAN UMUM</div><div style="text-align: center;">Pasal 1</div><div style="text-align: center;">Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:</div><div style="text-align: center;">1. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan</div><div style="text-align: center;">kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan</div><div style="text-align: center;">pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi</div><div style="text-align: center;">penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,</div><div style="text-align: center;">konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,</div><div style="text-align: center;">pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan</div><div style="text-align: center;">pascatambang.</div><div style="text-align: center;">2. Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di</div><div style="text-align: center;">alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta</div><div style="text-align: center;">susunan kristal teratur atau gabungannya yang</div><div style="text-align: center;">membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu.</div><div style="text-align: center;">3. Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan</div><div style="text-align: center;">yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuhtumbuhan.</div><div style="text-align: center;">- 3 -</div><div style="text-align: center;">14. Penyelidikan . . .</div><div style="text-align: center;">4. Pertambangan Mineral adalah pertambangan kumpulan</div><div style="text-align: center;">mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas</div><div style="text-align: center;">bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah.</div><div style="text-align: center;">5. Pertambangan Batubara adalah pertambangan endapan</div><div style="text-align: center;">karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen</div><div style="text-align: center;">padat, gambut, dan batuan aspal.</div><div style="text-align: center;">6. Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka</div><div style="text-align: center;">pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi</div><div style="text-align: center;">tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi</div><div style="text-align: center;">kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan</div><div style="text-align: center;">pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta</div><div style="text-align: center;">pascatambang.</div><div style="text-align: center;">7. Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut IUP,</div><div style="text-align: center;">adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan.</div><div style="text-align: center;">8. IUP Eksplorasi adalah izin usaha yang diberikan untuk</div><div style="text-align: center;">melakukan tahapan kegiatan penyelidikan umum,</div><div style="text-align: center;">eksplorasi, dan studi kelayakan.</div><div style="text-align: center;">9. IUP Operasi Produksi adalah izin usaha yang diberikan</div><div style="text-align: center;">setelah selesai pelaksanaan IUP Eksplorasi untuk</div><div style="text-align: center;">melakukan tahapan kegiatan operasi produksi.</div><div style="text-align: center;">10. Izin Pertambangan Rakyat, yang selanjutnya disebut IPR,</div><div style="text-align: center;">adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan</div><div style="text-align: center;">dalam wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah</div><div style="text-align: center;">dan investasi terbatas.</div><div style="text-align: center;">11. Izin Usaha Pertambangan Khusus, yang selanjutnya</div><div style="text-align: center;">disebut dengan IUPK, adalah izin untuk melaksanakan</div><div style="text-align: center;">usaha pertambangan di wilayah izin usaha pertambangan</div><div style="text-align: center;">khusus.</div><div style="text-align: center;">12. IUPK Eksplorasi adalah izin usaha yang diberikan untuk</div><div style="text-align: center;">melakukan tahapan kegiatan penyelidikan umum,</div><div style="text-align: center;">eksplorasi, dan studi kelayakan di wilayah izin usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan khusus.</div><div style="text-align: center;">13. IUPK Operasi Produksi adalah izin usaha yang diberikan</div><div style="text-align: center;">setelah selesai pelaksanaan IUPK Eksplorasi untuk</div><div style="text-align: center;">melakukan tahapan kegiatan operasi produksi di wilayah</div><div style="text-align: center;">izin usaha pertambangan khusus.</div><div style="text-align: center;">- 4 -</div><div style="text-align: center;">24. Jasa . . .</div><div style="text-align: center;">14. Penyelidikan Umum adalah tahapan kegiatan</div><div style="text-align: center;">pertambangan untuk mengetahui kondisi geologi regional</div><div style="text-align: center;">dan indikasi adanya mineralisasi.</div><div style="text-align: center;">15. Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan</div><div style="text-align: center;">untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti</div><div style="text-align: center;">tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan</div><div style="text-align: center;">sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi</div><div style="text-align: center;">mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.</div><div style="text-align: center;">16. Studi Kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan untuk memperoleh informasi secara rinci</div><div style="text-align: center;">seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan</div><div style="text-align: center;">kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan,</div><div style="text-align: center;">termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta</div><div style="text-align: center;">perencanaan pascatambang.</div><div style="text-align: center;">17. Operasi Produksi adalah tahapan kegiatan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan yang meliputi konstruksi, penambangan,</div><div style="text-align: center;">pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan</div><div style="text-align: center;">penjualan, serta sarana pengendalian dampak lingkungan</div><div style="text-align: center;">sesuai dengan hasil studi kelayakan.</div><div style="text-align: center;">18. Konstruksi adalah kegiatan usaha pertambangan untuk</div><div style="text-align: center;">melakukan pembangunan seluruh fasilitas operasi</div><div style="text-align: center;">produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan.</div><div style="text-align: center;">19. Penambangan adalah bagian kegiatan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan untuk memproduksi mineral dan/atau</div><div style="text-align: center;">batubara dan mineral ikutannya.</div><div style="text-align: center;">20. Pengolahan dan Pemurnian adalah kegiatan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral</div><div style="text-align: center;">dan/atau batubara serta untuk memanfaatkan dan</div><div style="text-align: center;">memperoleh mineral ikutan.</div><div style="text-align: center;">21. Pengangkutan adalah kegiatan usaha pertambangan</div><div style="text-align: center;">untuk memindahkan mineral dan/atau batubara dari</div><div style="text-align: center;">daerah tambang dan/atau tempat pengolahan dan</div><div style="text-align: center;">pemurnian sampai tempat penyerahan.</div><div style="text-align: center;">22. Penjualan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk</div><div style="text-align: center;">menjual hasil pertambangan mineral atau batubara.</div><div style="text-align: center;">23. Badan Usaha adalah setiap badan hukum yang bergerak</div><div style="text-align: center;">di bidang pertambangan yang didirikan berdasarkan</div><div style="text-align: center;">hukum Indonesia dan berkedudukan dalam wilayah</div><div style="text-align: center;">Negara Kesatuan Republik Indonesia.</div><div style="text-align: center;">- 5 -</div><div style="text-align: center;">34. Wilayah . . .</div><div style="text-align: center;">24. Jasa Pertambangan adalah jasa penunjang yang</div><div style="text-align: center;">berkaitan dengan kegiatan usaha pertambangan.</div><div style="text-align: center;">25. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang selanjutnya</div><div style="text-align: center;">disebut amdal, adalah kajian mengenai dampak besar dan</div><div style="text-align: center;">penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang</div><div style="text-align: center;">direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan</div><div style="text-align: center;">bagi proses pengambilan keputusan tentang</div><div style="text-align: center;">penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.</div><div style="text-align: center;">26. Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang</div><div style="text-align: center;">tahapan usaha pertambangan untuk menata,</div><div style="text-align: center;">memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan</div><div style="text-align: center;">ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai</div><div style="text-align: center;">peruntukannya.</div><div style="text-align: center;">27. Kegiatan pascatambang, yang selanjutnya disebut</div><div style="text-align: center;">pascatambang, adalah kegiatan terencana, sistematis,</div><div style="text-align: center;">dan berlanjut setelah akhir sebagian atau seluruh</div><div style="text-align: center;">kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi</div><div style="text-align: center;">lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal</div><div style="text-align: center;">di seluruh wilayah penambangan.</div><div style="text-align: center;">28. Pemberdayaan Masyarakat adalah usaha untuk</div><div style="text-align: center;">meningkatkan kemampuan masyarakat, baik secara</div><div style="text-align: center;">individual maupun kolektif, agar menjadi lebih baik</div><div style="text-align: center;">tingkat kehidupannya.</div><div style="text-align: center;">29. Wilayah Pertambangan, yang selanjutnya disebut WP,</div><div style="text-align: center;">adalah wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau</div><div style="text-align: center;">batubara dan tidak terikat dengan batasan administrasi</div><div style="text-align: center;">pemerintahan yang merupakan bagian dari tata ruang</div><div style="text-align: center;">nasional.</div><div style="text-align: center;">30. Wilayah Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut</div><div style="text-align: center;">WUP, adalah bagian dari WP yang telah memiliki</div><div style="text-align: center;">ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi.</div><div style="text-align: center;">31. Wilayah Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya</div><div style="text-align: center;">disebut WIUP, adalah wilayah yang diberikan kepada</div><div style="text-align: center;">pemegang IUP.</div><div style="text-align: center;">32. Wilayah Pertambangan Rakyat, yang selanjutnya disebut</div><div style="text-align: center;">WPR, adalah bagian dari WP tempat dilakukan kegiatan</div><div style="text-align: center;">usaha pertambangan rakyat.</div><div style="text-align: center;">33. Wilayah Pencadangan Negara, yang selanjutnya disebut</div><div style="text-align: center;">WPN, adalah bagian dari WP yang dicadangkan untuk</div><div style="text-align: center;">kepentingan strategis nasional.</div><div style="text-align: center;">- 6 -</div><div style="text-align: center;">c. menjamin . . .</div><div style="text-align: center;">34. Wilayah Usaha Pertambangan Khusus yang selanjutnya</div><div style="text-align: center;">disebut WUPK, adalah bagian dari WPN yang dapat</div><div style="text-align: center;">diusahakan.</div><div style="text-align: center;">35. Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus dalam WUPK,</div><div style="text-align: center;">yang selanjutnya disebut WIUPK, adalah wilayah yang</div><div style="text-align: center;">diberikan kepada pemegang IUPK.</div><div style="text-align: center;">36. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah,</div><div style="text-align: center;">adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang</div><div style="text-align: center;">kekuasaan Pemerintahan Negara Republik Indonesia</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar</div><div style="text-align: center;">Negara Republik Indonesia Tahun 1945.</div><div style="text-align: center;">37. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati atau</div><div style="text-align: center;">walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur</div><div style="text-align: center;">penyelenggaraan pemerintahan daerah.</div><div style="text-align: center;">38. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan</div><div style="text-align: center;">pemerintahan di bidang pertambangan mineral dan</div><div style="text-align: center;">batubara.</div><div style="text-align: center;">BAB II</div><div style="text-align: center;">ASAS DAN TUJUAN</div><div style="text-align: center;">Pasal 2</div><div style="text-align: center;">Pertambangan mineral dan/atau batubara dikelola</div><div style="text-align: center;">berasaskan:</div><div style="text-align: center;">a. manfaat, keadilan, dan keseimbangan;</div><div style="text-align: center;">b. keberpihakan kepada kepentingan bangsa;</div><div style="text-align: center;">c. partisipatif, transparansi, dan akuntabilitas;</div><div style="text-align: center;">d. berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 3</div><div style="text-align: center;">Dalam rangka mendukung pembangunan nasional yang</div><div style="text-align: center;">berkesinambungan, tujuan pengelolaan mineral dan batubara</div><div style="text-align: center;">adalah:</div><div style="text-align: center;">a. menjamin efektivitas pelaksanaan dan pengendalian</div><div style="text-align: center;">kegiatan usaha pertambangan secara berdaya guna,</div><div style="text-align: center;">berhasil guna, dan berdaya saing;</div><div style="text-align: center;">b. menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara</div><div style="text-align: center;">secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup;</div><div style="text-align: center;">- 7 -</div><div style="text-align: center;">(5) Ketentuan . . .</div><div style="text-align: center;">c. menjamin tersedianya mineral dan batubara sebagai bahan</div><div style="text-align: center;">baku dan/atau sebagai sumber energi untuk kebutuhan</div><div style="text-align: center;">dalam negeri;</div><div style="text-align: center;">d. mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan</div><div style="text-align: center;">nasional agar lebih mampu bersaing di tingkat nasional,</div><div style="text-align: center;">regional, dan internasional;</div><div style="text-align: center;">e. meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah, dan</div><div style="text-align: center;">negara, serta menciptakan lapangan kerja untuk sebesarbesar</div><div style="text-align: center;">kesejahteraan rakyat; dan</div><div style="text-align: center;">f. menjamin kepastian hukum dalam penyelenggaraan</div><div style="text-align: center;">kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara.</div><div style="text-align: center;">BAB III</div><div style="text-align: center;">PENGUASAAN MINERAL DAN BATUBARA</div><div style="text-align: center;">Pasal 4</div><div style="text-align: center;">(1) Mineral dan batubara sebagai sumber daya alam yang tak</div><div style="text-align: center;">terbarukan merupakan kekayaan nasional yang dikuasai</div><div style="text-align: center;">oleh negara untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat.</div><div style="text-align: center;">(2) Penguasaan mineral dan batubara oleh negara</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan</div><div style="text-align: center;">oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.</div><div style="text-align: center;">Pasal 5</div><div style="text-align: center;">(1) Untuk kepentingan nasional, Pemerintah setelah</div><div style="text-align: center;">berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik</div><div style="text-align: center;">Indonesia dapat menetapkan kebijakan pengutamaan</div><div style="text-align: center;">mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam</div><div style="text-align: center;">negeri.</div><div style="text-align: center;">(2) Kepentingan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat</div><div style="text-align: center;">(1) dapat dilakukan dengan pengendalian produksi dan</div><div style="text-align: center;">ekspor.</div><div style="text-align: center;">(3) Dalam melaksanakan pengendalian sebagaimana</div><div style="text-align: center;">dimaksud pada ayat (2), Pemerintah mempunyai</div><div style="text-align: center;">kewenangan untuk menetapkan jumlah produksi tiap-tiap</div><div style="text-align: center;">komoditas per tahun setiap provinsi.</div><div style="text-align: center;">(4) Pemerintah daerah wajib mematuhi ketentuan jumlah</div><div style="text-align: center;">yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud</div><div style="text-align: center;">pada ayat (3).</div><div style="text-align: center;">- 8 -</div><div style="text-align: center;">k. penetapan . . .</div><div style="text-align: center;">(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengutamaan mineral</div><div style="text-align: center;">dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan pengendalian</div><div style="text-align: center;">produksi dan ekspor sebagaimana dimaksud pada ayat</div><div style="text-align: center;">(2) dan ayat (3) diatur dengan peraturan pemerintah.</div><div style="text-align: center;">BAB IV</div><div style="text-align: center;">KEWENANGAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA</div><div style="text-align: center;">Pasal 6</div><div style="text-align: center;">(1) Kewenangan Pemerintah dalam pengelolaan</div><div style="text-align: center;">pertambangan mineral dan batubara, antara lain, adalah:</div><div style="text-align: center;">a. penetapan kebijakan nasional;</div><div style="text-align: center;">b. pembuatan peraturan perundang-undangan;</div><div style="text-align: center;">c. penetapan standar nasional, pedoman, dan kriteria;</div><div style="text-align: center;">d. penetapan sistem perizinan pertambangan mineral dan</div><div style="text-align: center;">batubara nasional;</div><div style="text-align: center;">e. penetapan WP yang dilakukan setelah berkoordinasi</div><div style="text-align: center;">dengan pemerintah daerah dan berkonsultasi dengan</div><div style="text-align: center;">Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;</div><div style="text-align: center;">f. pemberian IUP, pembinaan, penyelesaian konflik</div><div style="text-align: center;">masyarakat, dan pengawasan usaha pertambangan</div><div style="text-align: center;">yang berada pada lintas wilayah provinsi dan/atau</div><div style="text-align: center;">wilayah laut lebih dari 12 (dua belas) mil dari garis</div><div style="text-align: center;">pantai;</div><div style="text-align: center;">g. pemberian IUP, pembinaan, penyelesaian konflik</div><div style="text-align: center;">masyarakat, dan pengawasan usaha pertambangan</div><div style="text-align: center;">yang lokasi penambangannya berada pada lintas</div><div style="text-align: center;">wilayah provinsi dan/atau wilayah laut lebih dari 12</div><div style="text-align: center;">(dua belas) mil dari garis pantai;</div><div style="text-align: center;">h. pemberian IUP, pembinaan, penyelesaian konflik</div><div style="text-align: center;">masyarakat, dan pengawasan usaha pertambangan</div><div style="text-align: center;">operasi produksi yang berdampak lingkungan</div><div style="text-align: center;">langsung lintas provinsi dan/atau dalam wilayah laut</div><div style="text-align: center;">lebih dari 12 (dua belas) mil dari garis pantai;</div><div style="text-align: center;">i. pemberian IUPK Eksplorasi dan IUPK Operasi</div><div style="text-align: center;">Produksi;</div><div style="text-align: center;">j. pengevaluasian IUP Operasi Produksi, yang</div><div style="text-align: center;">dikeluarkan oleh pemerintah daerah, yang telah</div><div style="text-align: center;">menimbulkan kerusakan lingkungan serta yang tidak</div><div style="text-align: center;">menerapkan kaidah pertambangan yang baik;</div><div style="text-align: center;">- 9 -</div><div style="text-align: center;">c. pemberian . . .</div><div style="text-align: center;">k. penetapan kebijakan produksi, pemasaran,</div><div style="text-align: center;">pemanfaatan, dan konservasi;</div><div style="text-align: center;">l. penetapan kebijakan kerja sama, kemitraan, dan</div><div style="text-align: center;">pemberdayaan masyarakat;</div><div style="text-align: center;">m. perumusan dan penetapan penerimaan negara bukan</div><div style="text-align: center;">pajak dari hasil usaha pertambangan mineral dan</div><div style="text-align: center;">batubara;</div><div style="text-align: center;">n. pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan</div><div style="text-align: center;">pengelolaan pertambangan mineral dan batubara yang</div><div style="text-align: center;">dilaksanakan oleh pemerintah daerah;</div><div style="text-align: center;">o. pembinaan dan pengawasan penyusunan peraturan</div><div style="text-align: center;">daerah di bidang pertambangan;</div><div style="text-align: center;">p. penginventarisasian, penyelidikan, dan penelitian serta</div><div style="text-align: center;">eksplorasi dalam rangka memperoleh data dan</div><div style="text-align: center;">informasi mineral dan batubara sebagai bahan</div><div style="text-align: center;">penyusunan WUP dan WPN;</div><div style="text-align: center;">q. pengelolaan informasi geologi, informasi potensi</div><div style="text-align: center;">sumber daya mineral dan batubara, serta informasi</div><div style="text-align: center;">pertambangan pada tingkat nasional;</div><div style="text-align: center;">r. pembinaan dan pengawasan terhadap reklamasi lahan</div><div style="text-align: center;">pascatambang;</div><div style="text-align: center;">s. penyusunan neraca sumber daya mineral dan</div><div style="text-align: center;">batubara tingkat nasional;</div><div style="text-align: center;">t. pengembangan dan peningkatan nilai tambah kegiatan</div><div style="text-align: center;">usaha pertambangan; dan</div><div style="text-align: center;">u. peningkatan kemampuan aparatur Pemerintah,</div><div style="text-align: center;">pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota</div><div style="text-align: center;">dalam penyelenggaraan pengelolaan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan.</div><div style="text-align: center;">(2) Kewenangan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada</div><div style="text-align: center;">ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan</div><div style="text-align: center;">perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 7</div><div style="text-align: center;">(1) Kewenangan pemerintah provinsi dalam pengelolaan</div><div style="text-align: center;">pertambangan mineral dan batubara, antara lain, adalah:</div><div style="text-align: center;">a. pembuatan peraturan perundang-undangan daerah;</div><div style="text-align: center;">b. pemberian IUP, pembinaan, penyelesaian konflik</div><div style="text-align: center;">masyarakat dan pengawasan usaha pertambangan</div><div style="text-align: center;">pada lintas wilayah kabupaten/kota dan/atau wilayah</div><div style="text-align: center;">laut 4 (empat) mil sampai dengan 12 (dua belas) mil;</div><div style="text-align: center;">- 10 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 8 . . .</div><div style="text-align: center;">c. pemberian IUP, pembinaan, penyelesaian konflik</div><div style="text-align: center;">masyarakat dan pengawasan usaha pertambangan</div><div style="text-align: center;">operasi produksi yang kegiatannya berada pada lintas</div><div style="text-align: center;">wilayah kabupaten/kota dan/atau wilayah laut 4</div><div style="text-align: center;">(empat) mil sampai dengan 12 (dua belas) mil;</div><div style="text-align: center;">d. pemberian IUP, pembinaan, penyelesaian konflik</div><div style="text-align: center;">masyarakat dan pengawasan usaha pertambangan</div><div style="text-align: center;">yang berdampak lingkungan langsung lintas</div><div style="text-align: center;">kabupaten/kota dan/atau wilayah laut 4 (empat) mil</div><div style="text-align: center;">sampai dengan 12 (dua belas) mil;</div><div style="text-align: center;">e. penginventarisasian, penyelidikan dan penelitian serta</div><div style="text-align: center;">eksplorasi dalam rangka memperoleh data dan</div><div style="text-align: center;">informasi mineral dan batubara sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">kewenangannya;</div><div style="text-align: center;">f. pengelolaan informasi geologi, informasi potensi</div><div style="text-align: center;">sumber daya mineral dan batubara, serta informasi</div><div style="text-align: center;">pertambangan pada daerah/wilayah provinsi;</div><div style="text-align: center;">g. penyusunan neraca sumber daya mineral dan</div><div style="text-align: center;">batubara pada daerah/wilayah provinsi;</div><div style="text-align: center;">h. pengembangan dan peningkatan nilai tambah kegiatan</div><div style="text-align: center;">usaha pertambangan di provinsi;</div><div style="text-align: center;">i. pengembangan dan peningkatan peran serta</div><div style="text-align: center;">masyarakat dalam usaha pertambangan dengan</div><div style="text-align: center;">memperhatikan kelestarian lingkungan;</div><div style="text-align: center;">j. pengoordinasian perizinan dan pengawasan</div><div style="text-align: center;">penggunaan bahan peledak di wilayah tambang sesuai</div><div style="text-align: center;">dengan kewenangannya;</div><div style="text-align: center;">k. penyampaian informasi hasil inventarisasi,</div><div style="text-align: center;">penyelidikan umum, dan penelitian serta eksplorasi</div><div style="text-align: center;">kepada Menteri dan bupati/walikota;</div><div style="text-align: center;">l. penyampaian informasi hasil produksi, penjualan</div><div style="text-align: center;">dalam negeri, serta ekspor kepada Menteri dan</div><div style="text-align: center;">bupati/walikota;</div><div style="text-align: center;">m. pembinaan dan pengawasan terhadap reklamasi lahan</div><div style="text-align: center;">pascatambang; dan</div><div style="text-align: center;">n. peningkatan kemampuan aparatur pemerintah</div><div style="text-align: center;">provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dalam</div><div style="text-align: center;">penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan.</div><div style="text-align: center;">(2) Kewenangan pemerintah provinsi sebagaimana dimaksud</div><div style="text-align: center;">pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan</div><div style="text-align: center;">peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">- 11 -</div><div style="text-align: center;">BAB V . . .</div><div style="text-align: center;">Pasal 8</div><div style="text-align: center;">(1) Kewenangan pemerintah kabupaten/kota dalam</div><div style="text-align: center;">pengelolaan pertambangan mineral dan batubara, antara</div><div style="text-align: center;">lain, adalah:</div><div style="text-align: center;">a. pembuatan peraturan perundang-undangan daerah;</div><div style="text-align: center;">b. pemberian IUP dan IPR, pembinaan, penyelesaian</div><div style="text-align: center;">konflik masyarakat, dan pengawasan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan di wilayah kabupaten/kota dan/atau</div><div style="text-align: center;">wilayah laut sampai dengan 4 (empat) mil;</div><div style="text-align: center;">c. pemberian IUP dan IPR, pembinaan, penyelesaian</div><div style="text-align: center;">konflik masyarakat dan pengawasan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan operasi produksi yang kegiatannya</div><div style="text-align: center;">berada di wilayah kabupaten/kota dan/atau wilayah</div><div style="text-align: center;">laut sampai dengan 4 (empat) mil;</div><div style="text-align: center;">d. penginventarisasian, penyelidikan dan penelitian, serta</div><div style="text-align: center;">eksplorasi dalam rangka memperoleh data dan</div><div style="text-align: center;">informasi mineral dan batubara;</div><div style="text-align: center;">e. pengelolaan informasi geologi, informasi potensi</div><div style="text-align: center;">mineral dan batubara, serta informasi pertambangan</div><div style="text-align: center;">pada wilayah kabupaten/kota;</div><div style="text-align: center;">f. penyusunan neraca sumber daya mineral dan</div><div style="text-align: center;">batubara pada wilayah kabupaten/kota;</div><div style="text-align: center;">g. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat</div><div style="text-align: center;">setempat dalam usaha pertambangan dengan</div><div style="text-align: center;">memperhatikan kelestarian lingkungan;</div><div style="text-align: center;">h. pengembangan dan peningkatan nilai tambah dan</div><div style="text-align: center;">manfaat kegiatan usaha pertambangan secara optimal;</div><div style="text-align: center;">i. penyampaian informasi hasil inventarisasi,</div><div style="text-align: center;">penyelidikan umum, dan penelitian, serta eksplorasi</div><div style="text-align: center;">dan eksploitasi kepada Menteri dan gubernur;</div><div style="text-align: center;">j. penyampaian informasi hasil produksi, penjualan</div><div style="text-align: center;">dalam negeri, serta ekspor kepada Menteri dan</div><div style="text-align: center;">gubernur;</div><div style="text-align: center;">k. pembinaan dan pengawasan terhadap reklamasi</div><div style="text-align: center;">lahan pascatambang; dan</div><div style="text-align: center;">l. peningkatan kemampuan aparatur pemerintah</div><div style="text-align: center;">kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pengelolaan</div><div style="text-align: center;">usaha pertambangan.</div><div style="text-align: center;">(2) Kewenangan pemerintah kabupaten/kota sebagaimana</div><div style="text-align: center;">dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">ketentuan peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">- 12 -</div><div style="text-align: center;">Bagian Kedua . . .</div><div style="text-align: center;">BAB V</div><div style="text-align: center;">WILAYAH PERTAMBANGAN</div><div style="text-align: center;">Bagian Kesatu</div><div style="text-align: center;">Umum</div><div style="text-align: center;">Pasal 9</div><div style="text-align: center;">(1) WP sebagai bagian dari tata ruang nasional merupakan</div><div style="text-align: center;">landasan bagi penetapan kegiatan pertambangan.</div><div style="text-align: center;">(2) WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh</div><div style="text-align: center;">Pemerintah setelah berkoordinasi dengan pemerintah</div><div style="text-align: center;">daerah dan berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan</div><div style="text-align: center;">Rakyat Republik Indonesia.</div><div style="text-align: center;">Pasal 10</div><div style="text-align: center;">Penetapan WP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)</div><div style="text-align: center;">dilaksanakan:</div><div style="text-align: center;">a. secara transparan, partisipatif, dan bertanggung jawab;</div><div style="text-align: center;">b. secara terpadu dengan memperhatikan pendapat dari</div><div style="text-align: center;">instansi pemerintah terkait, masyarakat, dan dengan</div><div style="text-align: center;">mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi, dan sosial</div><div style="text-align: center;">budaya, serta berwawasan lingkungan; dan</div><div style="text-align: center;">c. dengan memperhatikan aspirasi daerah.</div><div style="text-align: center;">Pasal 11</div><div style="text-align: center;">Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan</div><div style="text-align: center;">penyelidikan dan penelitian pertambangan dalam rangka</div><div style="text-align: center;">penyiapan WP.</div><div style="text-align: center;">Pasal 12</div><div style="text-align: center;">Ketentuan lebih lanjut mengenai batas, luas, dan mekanisme</div><div style="text-align: center;">penetapan WP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Pasal</div><div style="text-align: center;">10, dan Pasal 11 diatur dengan peraturan pemerintah.</div><div style="text-align: center;">Pasal 13</div><div style="text-align: center;">WP terdiri atas:</div><div style="text-align: center;">a. WUP;</div><div style="text-align: center;">b. WPR; dan</div><div style="text-align: center;">c. WPN.</div><div style="text-align: center;">- 13 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 19 . . .</div><div style="text-align: center;">Bagian Kedua</div><div style="text-align: center;">Wilayah Usaha Pertambangan</div><div style="text-align: center;">Pasal 14</div><div style="text-align: center;">(1) Penetapan WUP dilakukan oleh Pemerintah setelah</div><div style="text-align: center;">berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan</div><div style="text-align: center;">disampaikan secara tertulis kepada Dewan Perwakilan</div><div style="text-align: center;">Rakyat Republik Indonesia.</div><div style="text-align: center;">(2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)</div><div style="text-align: center;">dilakukan dengan pemerintah daerah yang bersangkutan</div><div style="text-align: center;">berdasarkan data dan informasi yang dimiliki Pemerintah</div><div style="text-align: center;">dan pemerintah daerah.</div><div style="text-align: center;">Pasal 15</div><div style="text-align: center;">Pemerintah dapat melimpahkan sebagian kewenangannya</div><div style="text-align: center;">dalam penetapan WUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14</div><div style="text-align: center;">ayat (1) kepada pemerintah provinsi sesuai dengan ketentuan</div><div style="text-align: center;">peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 16</div><div style="text-align: center;">Satu WUP terdiri atas 1 (satu) atau beberapa WIUP yang</div><div style="text-align: center;">berada pada lintas wilayah provinsi, lintas wilayah</div><div style="text-align: center;">kabupaten/kota, dan/atau dalam 1 (satu) wilayah</div><div style="text-align: center;">kabupaten/kota.</div><div style="text-align: center;">Pasal 17</div><div style="text-align: center;">Luas dan batas WIUP mineral logam dan batubara ditetapkan</div><div style="text-align: center;">oleh Pemerintah berkoordinasi dengan pemerintah daerah</div><div style="text-align: center;">berdasarkan kriteria yang dimiliki oleh Pemerintah.</div><div style="text-align: center;">Pasal 18</div><div style="text-align: center;">Kriteria untuk menetapkan 1 (satu) atau beberapa WIUP</div><div style="text-align: center;">dalam 1 (satu) WUP adalah sebagai berikut:</div><div style="text-align: center;">a. letak geografis;</div><div style="text-align: center;">b. kaidah konservasi;</div><div style="text-align: center;">c. daya dukung lindungan lingkungan;</div><div style="text-align: center;">d. optimalisasi sumber daya mineral dan/atau batubara;</div><div style="text-align: center;">dan</div><div style="text-align: center;">e. tingkat kepadatan penduduk.</div><div style="text-align: center;">- 14 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 24 . . .</div><div style="text-align: center;">Pasal 19</div><div style="text-align: center;">Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan batas</div><div style="text-align: center;">dan luas WIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 diatur</div><div style="text-align: center;">dengan peraturan pemerintah.</div><div style="text-align: center;">Bagian Ketiga</div><div style="text-align: center;">Wilayah Pertambangan Rakyat</div><div style="text-align: center;">Pasal 20</div><div style="text-align: center;">Kegiatan pertambangan rakyat dilaksanakan dalam suatu</div><div style="text-align: center;">WPR.</div><div style="text-align: center;">Pasal 21</div><div style="text-align: center;">WPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ditetapkan oleh</div><div style="text-align: center;">bupati/walikota setelah berkonsultasi dengan Dewan</div><div style="text-align: center;">Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota.</div><div style="text-align: center;">Pasal 22</div><div style="text-align: center;">Kriteria untuk menetapkan WPR adalah sebagai berikut:</div><div style="text-align: center;">a. mempunyai cadangan mineral sekunder yang terdapat di</div><div style="text-align: center;">sungai dan/atau di antara tepi dan tepi sungai;</div><div style="text-align: center;">b. mempunyai cadangan primer logam atau batubara</div><div style="text-align: center;">dengan kedalaman maksimal 25 (dua puluh lima) meter;</div><div style="text-align: center;">c. endapan teras, dataran banjir, dan endapan sungai</div><div style="text-align: center;">purba;</div><div style="text-align: center;">d. luas maksimal wilayah pertambangan rakyat adalah 25</div><div style="text-align: center;">(dua puluh lima) hektare;</div><div style="text-align: center;">e. menyebutkan jenis komoditas yang akan ditambang;</div><div style="text-align: center;">dan/atau</div><div style="text-align: center;">f. merupakan wilayah atau tempat kegiatan tambang</div><div style="text-align: center;">rakyat yang sudah dikerjakan sekurang-kurangnya 15</div><div style="text-align: center;">(lima belas) tahun.</div><div style="text-align: center;">Pasal 23</div><div style="text-align: center;">Dalam menetapkan WPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal</div><div style="text-align: center;">21, bupati/walikota berkewajiban melakukan pengumuman</div><div style="text-align: center;">mengenai rencana WPR kepada masyarakat secara terbuka.</div><div style="text-align: center;">- 15 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 28 . . .</div><div style="text-align: center;">Pasal 24</div><div style="text-align: center;">Wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah</div><div style="text-align: center;">dikerjakan tetapi belum ditetapkan sebagai WPR</div><div style="text-align: center;">diprioritaskan untuk ditetapkan sebagai WPR.</div><div style="text-align: center;">Pasal 25</div><div style="text-align: center;">Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman, prosedur, dan</div><div style="text-align: center;">penetapan WPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan</div><div style="text-align: center;">Pasal 23 diatur dengan peraturan pemerintah.</div><div style="text-align: center;">Pasal 26</div><div style="text-align: center;">Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan mekanisme</div><div style="text-align: center;">penetapan WPR, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dan</div><div style="text-align: center;">Pasal 23 diatur dengan peraturan daerah kabupaten/kota.</div><div style="text-align: center;">Bagian Keempat</div><div style="text-align: center;">Wilayah Pencadangan Negara</div><div style="text-align: center;">Pasal 27</div><div style="text-align: center;">(1) Untuk kepentingan strategis nasional, Pemerintah dengan</div><div style="text-align: center;">persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia</div><div style="text-align: center;">dan dengan memperhatikan aspirasi daerah menetapkan</div><div style="text-align: center;">WPN sebagai daerah yang dicadangkan untuk komoditas</div><div style="text-align: center;">tertentu dan daerah konservasi dalam rangka menjaga</div><div style="text-align: center;">keseimbangan ekosistem dan lingkungan.</div><div style="text-align: center;">(2) WPN yang ditetapkan untuk komoditas tertentu</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diusahakan</div><div style="text-align: center;">sebagian luas wilayahnya dengan persetujuan Dewan</div><div style="text-align: center;">Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.</div><div style="text-align: center;">(3) WPN yang ditetapkan untuk konservasi sebagaimana</div><div style="text-align: center;">dimaksud pada ayat (1) ditentukan batasan waktu dengan</div><div style="text-align: center;">persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik</div><div style="text-align: center;">Indonesia.</div><div style="text-align: center;">(4) Wilayah yang akan diusahakan sebagaimana dimaksud</div><div style="text-align: center;">pada ayat (2) dan ayat (3) berubah statusnya menjadi</div><div style="text-align: center;">WUPK.</div><div style="text-align: center;">- 16 -</div><div style="text-align: center;">a. letak geografis . . .</div><div style="text-align: center;">Pasal 28</div><div style="text-align: center;">Perubahan status WPN sebagaimana dimaksud dalam Pasal</div><div style="text-align: center;">27 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) menjadi WUPK dapat</div><div style="text-align: center;">dilakukan dengan mempertimbangkan:</div><div style="text-align: center;">a. pemenuhan bahan baku industri dan energi dalam negeri;</div><div style="text-align: center;">b. sumber devisa negara;</div><div style="text-align: center;">c. kondisi wilayah didasarkan pada keterbatasan sarana dan</div><div style="text-align: center;">prasarana;</div><div style="text-align: center;">d. berpotensi untuk dikembangkan sebagai pusat</div><div style="text-align: center;">pertumbuhan ekonomi;</div><div style="text-align: center;">e. daya dukung lingkungan; dan/atau</div><div style="text-align: center;">f. penggunaan teknologi tinggi dan modal investasi yang</div><div style="text-align: center;">besar.</div><div style="text-align: center;">Pasal 29</div><div style="text-align: center;">(1) WUPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (4)</div><div style="text-align: center;">yang akan diusahakan ditetapkan oleh Pemerintah</div><div style="text-align: center;">setelah berkoordinasi dengan pemerintah daerah.</div><div style="text-align: center;">(2) Pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan di WUPK</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam</div><div style="text-align: center;">bentuk IUPK.</div><div style="text-align: center;">Pasal 30</div><div style="text-align: center;">Satu WUPK terdiri atas 1 (satu) atau beberapa WIUPK yang</div><div style="text-align: center;">berada pada lintas wilayah provinsi, lintas wilayah</div><div style="text-align: center;">kabupaten/kota, dan/atau dalam 1 (satu) wilayah</div><div style="text-align: center;">kabupaten/kota.</div><div style="text-align: center;">Pasal 31</div><div style="text-align: center;">Luas dan batas WIUPK mineral logam dan batubara</div><div style="text-align: center;">ditetapkan oleh Pemerintah berkoordinasi dengan pemerintah</div><div style="text-align: center;">daerah berdasarkan kriteria dan informasi yang dimiliki oleh</div><div style="text-align: center;">Pemerintah.</div><div style="text-align: center;">Pasal 32</div><div style="text-align: center;">Kriteria untuk menetapkan 1 (satu) atau beberapa WIUPK</div><div style="text-align: center;">dalam 1 (satu) WUPK adalah sebagai berikut:</div><div style="text-align: center;">- 17 -</div><div style="text-align: center;">BAB VII . . .</div><div style="text-align: center;">a. letak geografis;</div><div style="text-align: center;">b. kaidah konservasi;</div><div style="text-align: center;">c. daya dukung lindungan lingkungan;</div><div style="text-align: center;">d. optimalisasi sumber daya mineral dan/atau batubara;</div><div style="text-align: center;">dan</div><div style="text-align: center;">e. tingkat kepadatan penduduk.</div><div style="text-align: center;">Pasal 33</div><div style="text-align: center;">Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan luas dan</div><div style="text-align: center;">batas WIUPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dan</div><div style="text-align: center;">Pasal 32 diatur dengan peraturan pemerintah.</div><div style="text-align: center;">BAB VI</div><div style="text-align: center;">USAHA PERTAMBANGAN</div><div style="text-align: center;">Pasal 34</div><div style="text-align: center;">(1) Usaha pertambangan dikelompokkan atas:</div><div style="text-align: center;">a. pertambangan mineral; dan</div><div style="text-align: center;">b. pertambangan batubara.</div><div style="text-align: center;">(2) Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat</div><div style="text-align: center;">(1) huruf a digolongkan atas:</div><div style="text-align: center;">a. pertambangan mineral radioaktif;</div><div style="text-align: center;">b. pertambangan mineral logam;</div><div style="text-align: center;">c. pertambangan mineral bukan logam; dan</div><div style="text-align: center;">d. pertambangan batuan.</div><div style="text-align: center;">(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan suatu</div><div style="text-align: center;">komoditas tambang ke dalam suatu golongan</div><div style="text-align: center;">pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat</div><div style="text-align: center;">(2) diatur dengan peraturan pemerintah.</div><div style="text-align: center;">Pasal 35</div><div style="text-align: center;">Usaha pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34</div><div style="text-align: center;">dilaksanakan dalam bentuk:</div><div style="text-align: center;">a. IUP;</div><div style="text-align: center;">b. IPR; dan</div><div style="text-align: center;">c. IUPK.</div><div style="text-align: center;">- 18 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 39 . . .</div><div style="text-align: center;">BAB VII</div><div style="text-align: center;">IZIN USAHA PERTAMBANGAN</div><div style="text-align: center;">Bagian Kesatu</div><div style="text-align: center;">Umum</div><div style="text-align: center;">Pasal 36</div><div style="text-align: center;">(1) IUP terdiri atas dua tahap:</div><div style="text-align: center;">a. IUP Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum,</div><div style="text-align: center;">eksplorasi, dan studi kelayakan;</div><div style="text-align: center;">b. IUP Operasi Produksi meliputi kegiatan konstruksi,</div><div style="text-align: center;">penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta</div><div style="text-align: center;">pengangkutan dan penjualan.</div><div style="text-align: center;">(2) Pemegang IUP Eksplorasi dan pemegang IUP Operasi</div><div style="text-align: center;">Produksi dapat melakukan sebagian atau seluruh</div><div style="text-align: center;">kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).</div><div style="text-align: center;">Pasal 37</div><div style="text-align: center;">IUP diberikan oleh:</div><div style="text-align: center;">a. bupati/walikota apabila WIUP berada di dalam satu</div><div style="text-align: center;">wilayah kabupaten/kota;</div><div style="text-align: center;">b. gubernur apabila WIUP berada pada lintas wilayah</div><div style="text-align: center;">kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi setelah</div><div style="text-align: center;">mendapatkan rekomendasi dari bupati/walikota setempat</div><div style="text-align: center;">sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;</div><div style="text-align: center;">dan</div><div style="text-align: center;">c. Menteri apabila WIUP berada pada lintas wilayah provinsi</div><div style="text-align: center;">setelah mendapatkan rekomendasi dari gubernur dan</div><div style="text-align: center;">bupati/walikota setempat sesuai dengan ketentuan</div><div style="text-align: center;">peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 38</div><div style="text-align: center;">IUP diberikan kepada:</div><div style="text-align: center;">a. badan usaha;</div><div style="text-align: center;">b. koperasi; dan</div><div style="text-align: center;">c. perseorangan.</div><div style="text-align: center;">- 19 -</div><div style="text-align: center;">o. perpajakan . . .</div><div style="text-align: center;">Pasal 39</div><div style="text-align: center;">(1) IUP Eksplorasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36</div><div style="text-align: center;">ayat (1) huruf a wajib memuat ketentuan sekurangkurangnya:</div><div style="text-align: center;">a. nama perusahaan;</div><div style="text-align: center;">b. lokasi dan luas wilayah;</div><div style="text-align: center;">c. rencana umum tata ruang;</div><div style="text-align: center;">d. jaminan kesungguhan;</div><div style="text-align: center;">e. modal investasi;</div><div style="text-align: center;">f. perpanjangan waktu tahap kegiatan;</div><div style="text-align: center;">g. hak dan kewajiban pemegang IUP;</div><div style="text-align: center;">h. jangka waktu berlakunya tahap kegiatan;</div><div style="text-align: center;">i. jenis usaha yang diberikan;</div><div style="text-align: center;">j. rencana pengembangan dan pemberdayaan</div><div style="text-align: center;">masyarakat di sekitar wilayah pertambangan;</div><div style="text-align: center;">k. perpajakan;</div><div style="text-align: center;">l. penyelesaian perselisihan;</div><div style="text-align: center;">m. iuran tetap dan iuran eksplorasi; dan</div><div style="text-align: center;">n. amdal.</div><div style="text-align: center;">(2) IUP Operasi Produksi sebagaimana dimaksud dalam</div><div style="text-align: center;">Pasal 36 ayat (1) huruf b wajib memuat ketentuan</div><div style="text-align: center;">sekurang-kurangnya:</div><div style="text-align: center;">a. nama perusahaan;</div><div style="text-align: center;">b. luas wilayah;</div><div style="text-align: center;">c. lokasi penambangan;</div><div style="text-align: center;">d. lokasi pengolahan dan pemurnian;</div><div style="text-align: center;">e. pengangkutan dan penjualan;</div><div style="text-align: center;">f. modal investasi;</div><div style="text-align: center;">g. jangka waktu berlakunya IUP;</div><div style="text-align: center;">h. jangka waktu tahap kegiatan;</div><div style="text-align: center;">i. penyelesaian masalah pertanahan;</div><div style="text-align: center;">j. lingkungan hidup termasuk reklamasi dan</div><div style="text-align: center;">pascatambang;</div><div style="text-align: center;">k. dana jaminan reklamasi dan pascatambang;</div><div style="text-align: center;">l. perpanjangan IUP;</div><div style="text-align: center;">m. hak dan kewajiban pemegang IUP;</div><div style="text-align: center;">n. rencana pengembangan dan pemberdayaan</div><div style="text-align: center;">masyarakat di sekitar wilayah pertambangan;</div><div style="text-align: center;">- 20 -</div><div style="text-align: center;">Bagian Kedua . . .</div><div style="text-align: center;">o. perpajakan;</div><div style="text-align: center;">p. penerimaan negara bukan pajak yang terdiri atas iuran</div><div style="text-align: center;">tetap dan iuran produksi;</div><div style="text-align: center;">q. penyelesaian perselisihan;</div><div style="text-align: center;">r. keselamatan dan kesehatan kerja;</div><div style="text-align: center;">s. konservasi mineral atau batubara;</div><div style="text-align: center;">t. pemanfaatan barang, jasa, dan teknologi dalam negeri;</div><div style="text-align: center;">u. penerapan kaidah keekonomian dan keteknikan</div><div style="text-align: center;">pertambangan yang baik;</div><div style="text-align: center;">v. pengembangan tenaga kerja Indonesia;</div><div style="text-align: center;">w. pengelolaan data mineral atau batubara; dan</div><div style="text-align: center;">x. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi</div><div style="text-align: center;">pertambangan mineral atau batubara.</div><div style="text-align: center;">Pasal 40</div><div style="text-align: center;">(1) IUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1)</div><div style="text-align: center;">diberikan untuk 1 (satu) jenis mineral atau batubara.</div><div style="text-align: center;">(2) Pemegang IUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang</div><div style="text-align: center;">menemukan mineral lain di dalam WIUP yang dikelola</div><div style="text-align: center;">diberikan prioritas untuk mengusahakannya.</div><div style="text-align: center;">(3) Pemegang IUP yang bermaksud mengusahakan mineral</div><div style="text-align: center;">lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib</div><div style="text-align: center;">mengajukan permohonan IUP baru kepada Menteri,</div><div style="text-align: center;">gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">kewenangannya.</div><div style="text-align: center;">(4) Pemegang IUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat</div><div style="text-align: center;">menyatakan tidak berminat untuk mengusahakan</div><div style="text-align: center;">mineral lain yang ditemukan tersebut.</div><div style="text-align: center;">(5) Pemegang IUP yang tidak berminat untuk mengusahakan</div><div style="text-align: center;">mineral lain yang ditemukan sebagaimana dimaksud pada</div><div style="text-align: center;">ayat (4), wajib menjaga mineral lain tersebut agar tidak</div><div style="text-align: center;">dimanfaatkan pihak lain.</div><div style="text-align: center;">(6) IUP untuk mineral lain sebagaimana dimaksud pada ayat</div><div style="text-align: center;">(4) dan ayat (5) dapat diberikan kepada pihak lain oleh</div><div style="text-align: center;">Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">kewenangannya.</div><div style="text-align: center;">Pasal 41</div><div style="text-align: center;">IUP tidak dapat digunakan selain yang dimaksud dalam</div><div style="text-align: center;">pemberian IUP.</div><div style="text-align: center;">- 21 -</div><div style="text-align: center;">Bagian Ketiga . . .</div><div style="text-align: center;">Bagian Kedua</div><div style="text-align: center;">IUP Eksplorasi</div><div style="text-align: center;">Pasal 42</div><div style="text-align: center;">(1) IUP Eksplorasi untuk pertambangan mineral logam dapat</div><div style="text-align: center;">diberikan dalam jangka waktu paling lama 8 (delapan)</div><div style="text-align: center;">tahun.</div><div style="text-align: center;">(2) IUP Eksplorasi untuk pertambangan mineral bukan logam</div><div style="text-align: center;">dapat diberikan paling lama dalam jangka waktu 3 (tiga)</div><div style="text-align: center;">tahun dan mineral bukan logam jenis tertentu dapat</div><div style="text-align: center;">diberikan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh)</div><div style="text-align: center;">tahun.</div><div style="text-align: center;">(3) IUP Eksplorasi untuk pertambangan batuan dapat</div><div style="text-align: center;">diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun.</div><div style="text-align: center;">(4) IUP Eksplorasi untuk pertambangan batubara dapat</div><div style="text-align: center;">diberikan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh)</div><div style="text-align: center;">tahun.</div><div style="text-align: center;">Pasal 43</div><div style="text-align: center;">(1) Dalam hal kegiatan eksplorasi dan kegiatan studi</div><div style="text-align: center;">kelayakan, pemegang IUP Eksplorasi yang mendapatkan</div><div style="text-align: center;">mineral atau batubara yang tergali wajib melaporkan</div><div style="text-align: center;">kepada pemberi IUP.</div><div style="text-align: center;">(2) Pemegang IUP Eksplorasi yang ingin menjual mineral atau</div><div style="text-align: center;">batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib</div><div style="text-align: center;">mengajukan izin sementara untuk melakukan</div><div style="text-align: center;">pengangkutan dan penjualan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 44</div><div style="text-align: center;">Izin sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2)</div><div style="text-align: center;">diberikan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai</div><div style="text-align: center;">dengan kewenangannya.</div><div style="text-align: center;">Pasal 45</div><div style="text-align: center;">Mineral atau batubara yang tergali sebagaimana dimaksud</div><div style="text-align: center;">dalam Pasal 43 dikenai iuran produksi.</div><div style="text-align: center;">- 22 -</div><div style="text-align: center;">b. gubernur . . .</div><div style="text-align: center;">Bagian Ketiga</div><div style="text-align: center;">IUP Operasi Produksi</div><div style="text-align: center;">Pasal 46</div><div style="text-align: center;">(1) Setiap pemegang IUP Eksplorasi dijamin untuk</div><div style="text-align: center;">memperoleh IUP Operasi Produksi sebagai kelanjutan</div><div style="text-align: center;">kegiatan usaha pertambangannya.</div><div style="text-align: center;">(2) IUP Operasi Produksi dapat diberikan kepada badan</div><div style="text-align: center;">usaha, koperasi, atau perseorangan atas hasil pelelangan</div><div style="text-align: center;">WIUP mineral logam atau batubara yang telah</div><div style="text-align: center;">mempunyai data hasil kajian studi kelayakan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 47</div><div style="text-align: center;">(1) IUP Operasi Produksi untuk pertambangan mineral logam</div><div style="text-align: center;">dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama 20 (dua</div><div style="text-align: center;">puluh) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masingmasing</div><div style="text-align: center;">10 (sepuluh) tahun.</div><div style="text-align: center;">(2) IUP Operasi Produksi untuk pertambangan mineral</div><div style="text-align: center;">bukan logam dapat diberikan dalam jangka waktu paling</div><div style="text-align: center;">lama 10 (sepuluh) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua)</div><div style="text-align: center;">kali masing-masing 5 (lima) tahun.</div><div style="text-align: center;">(3) IUP Operasi Produksi untuk pertambangan mineral</div><div style="text-align: center;">bukan logam jenis tertentu dapat diberikan dalam jangka</div><div style="text-align: center;">waktu paling lama 20 (dua puluh) tahun dan dapat</div><div style="text-align: center;">diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 10 (sepuluh)</div><div style="text-align: center;">tahun.</div><div style="text-align: center;">(4) IUP Operasi Produksi untuk pertambangan batuan dapat</div><div style="text-align: center;">diberikan dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun</div><div style="text-align: center;">dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 5</div><div style="text-align: center;">(lima) tahun.</div><div style="text-align: center;">(5) IUP Operasi Produksi untuk Pertambangan batubara</div><div style="text-align: center;">dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama 20 (dua</div><div style="text-align: center;">puluh) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masingmasing</div><div style="text-align: center;">10 (sepuluh) tahun.</div><div style="text-align: center;">Pasal 48</div><div style="text-align: center;">IUP Operasi Produksi diberikan oleh:</div><div style="text-align: center;">a. bupati/walikota apabila lokasi penambangan, lokasi</div><div style="text-align: center;">pengolahan dan pemurnian, serta pelabuhan berada di</div><div style="text-align: center;">dalam satu wilayah kabupaten/kota;</div><div style="text-align: center;">- 23 -</div><div style="text-align: center;">(2) Pada . . .</div><div style="text-align: center;">b. gubernur apabila lokasi penambangan, lokasi pengolahan</div><div style="text-align: center;">dan pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam</div><div style="text-align: center;">wilayah kabupaten/kota yang berbeda setelah</div><div style="text-align: center;">mendapatkan rekomendasi dari bupati/walikota setempat</div><div style="text-align: center;">sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;</div><div style="text-align: center;">dan</div><div style="text-align: center;">c. Menteri apabila lokasi penambangan, lokasi pengolahan</div><div style="text-align: center;">dan pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam</div><div style="text-align: center;">wilayah provinsi yang berbeda setelah mendapatkan</div><div style="text-align: center;">rekomendasi dari gubernur dan bupati/walikota setempat</div><div style="text-align: center;">sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 49</div><div style="text-align: center;">Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian IUP</div><div style="text-align: center;">Eksplorasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dan IUP</div><div style="text-align: center;">Operasi Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46</div><div style="text-align: center;">diatur dengan peraturan pemerintah.</div><div style="text-align: center;">Bagian Keempat</div><div style="text-align: center;">Pertambangan Mineral</div><div style="text-align: center;">Paragraf 1</div><div style="text-align: center;">Pertambangan Mineral Radioaktif</div><div style="text-align: center;">Pasal 50</div><div style="text-align: center;">WUP mineral radioaktif ditetapkan oleh Pemerintah dan</div><div style="text-align: center;">pengusahaannya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan</div><div style="text-align: center;">peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">Paragraf 2</div><div style="text-align: center;">Pertambangan Mineral Logam</div><div style="text-align: center;">Pasal 51</div><div style="text-align: center;">WIUP mineral logam diberikan kepada badan usaha, koperasi,</div><div style="text-align: center;">dan perseorangan dengan cara lelang.</div><div style="text-align: center;">Pasal 52</div><div style="text-align: center;">(1) Pemegang IUP Eksplorasi mineral logam diberi WIUP</div><div style="text-align: center;">dengan luas paling sedikit 5.000 (lima ribu) hektare dan</div><div style="text-align: center;">paling banyak 100.000 (seratus ribu) hektare.</div><div style="text-align: center;">- 24 -</div><div style="text-align: center;">Paragraf 4 . . .</div><div style="text-align: center;">(2) Pada wilayah yang telah diberikan IUP Eksplorasi mineral</div><div style="text-align: center;">logam dapat diberikan IUP kepada pihak lain untuk</div><div style="text-align: center;">mengusahakan mineral lain yang keterdapatannya</div><div style="text-align: center;">berbeda.</div><div style="text-align: center;">(3) Pemberian IUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)</div><div style="text-align: center;">dilakukan setelah mempertimbangkan pendapat dari</div><div style="text-align: center;">pemegang IUP pertama.</div><div style="text-align: center;">Pasal 53</div><div style="text-align: center;">Pemegang IUP Operasi Produksi mineral logam diberi WIUP</div><div style="text-align: center;">dengan luas paling banyak 25.000 (dua puluh lima ribu)</div><div style="text-align: center;">hektare.</div><div style="text-align: center;">Paragraf 3</div><div style="text-align: center;">Pertambangan Mineral Bukan Logam</div><div style="text-align: center;">Pasal 54</div><div style="text-align: center;">WIUP mineral bukan logam diberikan kepada badan usaha,</div><div style="text-align: center;">koperasi, dan perseorangan dengan cara permohonan wilayah</div><div style="text-align: center;">kepada pemberi izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37.</div><div style="text-align: center;">Pasal 55</div><div style="text-align: center;">(1) Pemegang IUP Eksplorasi mineral bukan logam diberi</div><div style="text-align: center;">WIUP dengan luas paling sedikit 500 (lima ratus) hektare</div><div style="text-align: center;">dan paling banyak 25.000 (dua puluh lima ribu) hektare.</div><div style="text-align: center;">(2) Pada wilayah yang telah diberikan IUP Eksplorasi mineral</div><div style="text-align: center;">bukan logam dapat diberikan IUP kepada pihak lain</div><div style="text-align: center;">untuk mengusahakan mineral lain yang keterdapatannya</div><div style="text-align: center;">berbeda.</div><div style="text-align: center;">(3) Pemberian IUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)</div><div style="text-align: center;">dilakukan setelah mempertimbangkan pendapat dari</div><div style="text-align: center;">pemegang IUP pertama.</div><div style="text-align: center;">Pasal 56</div><div style="text-align: center;">Pemegang IUP Operasi Produksi mineral bukan logam diberi</div><div style="text-align: center;">WIUP dengan luas paling banyak 5.000 (lima ribu) hektare.</div><div style="text-align: center;">- 25 -</div><div style="text-align: center;">(2) Pada . . .</div><div style="text-align: center;">Paragraf 4</div><div style="text-align: center;">Pertambangan Batuan</div><div style="text-align: center;">Pasal 57</div><div style="text-align: center;">WIUP batuan diberikan kepada badan usaha, koperasi, dan</div><div style="text-align: center;">perseorangan dengan cara permohonan wilayah kepada</div><div style="text-align: center;">pemberi izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37.</div><div style="text-align: center;">Pasal 58</div><div style="text-align: center;">(1) Pemegang IUP Eksplorasi batuan diberi WIUP dengan luas</div><div style="text-align: center;">paling sedikit 5 (lima) hektare dan paling banyak 5.000</div><div style="text-align: center;">(lima ribu) hektare.</div><div style="text-align: center;">(2) Pada wilayah yang telah diberikan IUP Eksplorasi batuan</div><div style="text-align: center;">dapat diberikan IUP kepada pihak lain untuk</div><div style="text-align: center;">mengusahakan mineral lain yang keterdapatannya</div><div style="text-align: center;">berbeda.</div><div style="text-align: center;">(3) Pemberian IUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)</div><div style="text-align: center;">dilakukan setelah mempertimbangkan pendapat dari</div><div style="text-align: center;">pemegang IUP pertama.</div><div style="text-align: center;">Pasal 59</div><div style="text-align: center;">Pemegang IUP Operasi Produksi batuan diberi WIUP dengan</div><div style="text-align: center;">luas paling banyak 1.000 (seribu) hektare.</div><div style="text-align: center;">Bagian Kelima</div><div style="text-align: center;">Pertambangan Batubara</div><div style="text-align: center;">Pasal 60</div><div style="text-align: center;">WIUP batubara diberikan kepada badan usaha, koperasi, dan</div><div style="text-align: center;">perseorangan dengan cara lelang.</div><div style="text-align: center;">Pasal 61</div><div style="text-align: center;">(1) Pemegang IUP Eksplorasi Batubara diberi WIUP dengan</div><div style="text-align: center;">luas paling sedikit 5.000 (lima ribu) hektare dan paling</div><div style="text-align: center;">banyak 50.000 (lima puluh ribu) hektare.</div><div style="text-align: center;">- 26 -</div><div style="text-align: center;">BAB IX . . .</div><div style="text-align: center;">(2) Pada wilayah yang telah diberikan IUP Eksplorasi</div><div style="text-align: center;">batubara dapat diberikan IUP kepada pihak lain untuk</div><div style="text-align: center;">mengusahakan mineral lain yang keterdapatannya</div><div style="text-align: center;">berbeda.</div><div style="text-align: center;">(3) Pemberian IUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)</div><div style="text-align: center;">dilakukan setelah mempertimbangkan pendapat dari</div><div style="text-align: center;">pemegang IUP pertama.</div><div style="text-align: center;">Pasal 62</div><div style="text-align: center;">Pemegang IUP Operasi Produksi batubara diberi WIUP dengan</div><div style="text-align: center;">luas paling banyak 15.000 (lima belas ribu) hektare.</div><div style="text-align: center;">Pasal 63</div><div style="text-align: center;">Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh WIUP</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, Pasal 54, Pasal 57,</div><div style="text-align: center;">dan Pasal 60 diatur dengan peraturan pemerintah.</div><div style="text-align: center;">BAB VIII</div><div style="text-align: center;">PERSYARATAN PERIZINAN USAHA PERTAMBANGAN</div><div style="text-align: center;">Pasal 64</div><div style="text-align: center;">Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">kewenangannya berkewajiban mengumumkan rencana</div><div style="text-align: center;">kegiatan usaha pertambangan di WIUP sebagaimana</div><div style="text-align: center;">dimaksud dalam Pasal 16 serta memberikan IUP Eksplorasi</div><div style="text-align: center;">dan IUP Operasi Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal</div><div style="text-align: center;">36 kepada masyarakat secara terbuka.</div><div style="text-align: center;">Pasal 65</div><div style="text-align: center;">(1) Badan usaha, koperasi, dan perseorangan sebagaimana</div><div style="text-align: center;">dimaksud dalam Pasal 51, Pasal 54, Pasal 57, dan Pasal</div><div style="text-align: center;">60 yang melakukan usaha pertambangan wajib</div><div style="text-align: center;">memenuhi persyaratan administratif, persyaratan teknis,</div><div style="text-align: center;">persyaratan lingkungan, dan persyaratan finansial.</div><div style="text-align: center;">(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan</div><div style="text-align: center;">administratif, persyaratan teknis, persyaratan lingkungan,</div><div style="text-align: center;">dan persyaratan finansial sebagaimana dimaksud pada</div><div style="text-align: center;">ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.</div><div style="text-align: center;">- 27 -</div><div style="text-align: center;">b. mendapat . . .</div><div style="text-align: center;">BAB IX</div><div style="text-align: center;">IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT</div><div style="text-align: center;">Pasal 66</div><div style="text-align: center;">Kegiatan pertambangan rakyat sebagaimana dimaksud dalam</div><div style="text-align: center;">Pasal 20 dikelompokkan sebagai berikut:</div><div style="text-align: center;">a. pertambangan mineral logam;</div><div style="text-align: center;">b. pertambangan mineral bukan logam;</div><div style="text-align: center;">c. pertambangan batuan; dan/atau</div><div style="text-align: center;">d. pertambangan batubara.</div><div style="text-align: center;">Pasal 67</div><div style="text-align: center;">(1) Bupati/walikota memberikan IPR terutama kepada</div><div style="text-align: center;">penduduk setempat, baik perseorangan maupun</div><div style="text-align: center;">kelompok masyarakat dan/atau koperasi.</div><div style="text-align: center;">(2) Bupati/walikota dapat melimpahkan kewenangan</div><div style="text-align: center;">pelaksanaan pemberian IPR sebagaimana dimaksud pada</div><div style="text-align: center;">ayat (1) kepada camat sesuai dengan ketentuan peraturan</div><div style="text-align: center;">perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">(3) Untuk memperoleh IPR sebagaimana dimaksud pada ayat</div><div style="text-align: center;">(1), pemohon wajib menyampaikan surat permohonan</div><div style="text-align: center;">kepada bupati/walikota.</div><div style="text-align: center;">Pasal 68</div><div style="text-align: center;">(1) Luas wilayah untuk 1 (satu) IPR yang dapat diberikan</div><div style="text-align: center;">kepada:</div><div style="text-align: center;">a. perseorangan paling banyak 1 (satu) hektare;</div><div style="text-align: center;">b. kelompok masyarakat paling banyak 5 (lima) hektare;</div><div style="text-align: center;">dan/atau</div><div style="text-align: center;">c. koperasi paling banyak 10 (sepuluh) hektare.</div><div style="text-align: center;">(2) IPR diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima)</div><div style="text-align: center;">tahun dan dapat diperpanjang.</div><div style="text-align: center;">Pasal 69</div><div style="text-align: center;">Pemegang IPR berhak:</div><div style="text-align: center;">a. mendapat pembinaan dan pengawasan di bidang</div><div style="text-align: center;">keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan, teknis</div><div style="text-align: center;">pertambangan, dan manajemen dari Pemerintah</div><div style="text-align: center;">dan/atau pemerintah daerah; dan</div><div style="text-align: center;">- 28 -</div><div style="text-align: center;">(3) Untuk . . .</div><div style="text-align: center;">b. mendapat bantuan modal sesuai dengan ketentuan</div><div style="text-align: center;">peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 70</div><div style="text-align: center;">Pemegang IPR wajib:</div><div style="text-align: center;">a. melakukan kegiatan penambangan paling lambat 3 (tiga)</div><div style="text-align: center;">bulan setelah IPR diterbitkan;</div><div style="text-align: center;">b. mematuhi peraturan perundang-undangan di bidang</div><div style="text-align: center;">keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan,</div><div style="text-align: center;">pengelolaan lingkungan, dan memenuhi standar yang</div><div style="text-align: center;">berlaku;</div><div style="text-align: center;">c. mengelola lingkungan hidup bersama pemerintah daerah;</div><div style="text-align: center;">d. membayar iuran tetap dan iuran produksi; dan</div><div style="text-align: center;">e. menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan rakyat secara berkala kepada pemberi IPR.</div><div style="text-align: center;">Pasal 71</div><div style="text-align: center;">(1) Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70,</div><div style="text-align: center;">pemegang IPR dalam melakukan kegiatan pertambangan</div><div style="text-align: center;">rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 wajib</div><div style="text-align: center;">menaati ketentuan persyaratan teknis pertambangan.</div><div style="text-align: center;">(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan teknis</div><div style="text-align: center;">pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)</div><div style="text-align: center;">diatur dengan peraturan pemerintah.</div><div style="text-align: center;">Pasal 72</div><div style="text-align: center;">Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian IPR</div><div style="text-align: center;">diatur dengan peraturan daerah kabupaten/kota.</div><div style="text-align: center;">Pasal 73</div><div style="text-align: center;">(1) Pemerintah kabupaten/kota melaksanakan pembinaan di</div><div style="text-align: center;">bidang pengusahaan, teknologi pertambangan, serta</div><div style="text-align: center;">permodalan dan pemasaran dalam usaha meningkatkan</div><div style="text-align: center;">kemampuan usaha pertambangan rakyat.</div><div style="text-align: center;">(2) Pemerintah kabupaten/kota bertanggung jawab terhadap</div><div style="text-align: center;">pengamanan teknis pada usaha pertambangan rakyat</div><div style="text-align: center;">yang meliputi:</div><div style="text-align: center;">a. keselamatan dan kesehatan kerja;</div><div style="text-align: center;">b. pengelolaan lingkungan hidup; dan</div><div style="text-align: center;">c. pascatambang.</div><div style="text-align: center;">- 29 -</div><div style="text-align: center;">(2) IUPK . . .</div><div style="text-align: center;">(3) Untuk melaksanakan pengamanan teknis sebagaimana</div><div style="text-align: center;">dimaksud pada ayat (2), pemerintah kabupaten/kota</div><div style="text-align: center;">wajib mengangkat pejabat fungsional inspektur tambang</div><div style="text-align: center;">sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.</div><div style="text-align: center;">(4) Pemerintah kabupaten/kota wajib mencatat hasil</div><div style="text-align: center;">produksi dari seluruh kegiatan usaha pertambangan</div><div style="text-align: center;">rakyat yang berada dalam wilayahnya dan melaporkannya</div><div style="text-align: center;">secara berkala kepada Menteri dan gubernur setempat.</div><div style="text-align: center;">BAB X</div><div style="text-align: center;">IZIN USAHA PERTAMBANGAN KHUSUS</div><div style="text-align: center;">Pasal 74</div><div style="text-align: center;">(1) IUPK diberikan oleh Menteri dengan memperhatikan</div><div style="text-align: center;">kepentingan daerah.</div><div style="text-align: center;">(2) IUPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan</div><div style="text-align: center;">untuk 1 (satu) jenis mineral logam atau batubara dalam 1</div><div style="text-align: center;">(satu) WIUPK.</div><div style="text-align: center;">(3) Pemegang IUPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)</div><div style="text-align: center;">yang menemukan mineral lain di dalam WIUPK yang</div><div style="text-align: center;">dikelola diberikan prioritas untuk mengusahakannya.</div><div style="text-align: center;">(4) Pemegang IUPK yang bermaksud mengusahakan mineral</div><div style="text-align: center;">lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib</div><div style="text-align: center;">mengajukan permohonan IUPK baru kepada Menteri.</div><div style="text-align: center;">(5) Pemegang IUPK sebagaimana dimaksud pada ayat (2)</div><div style="text-align: center;">dapat menyatakan tidak berminat untuk mengusahakan</div><div style="text-align: center;">mineral lain yang ditemukan tersebut.</div><div style="text-align: center;">(6) Pemegang IUPK yang tidak berminat untuk</div><div style="text-align: center;">mengusahakan mineral lain yang ditemukan sebagaimana</div><div style="text-align: center;">dimaksud pada ayat (4), wajib menjaga mineral lain</div><div style="text-align: center;">tersebut agar tidak dimanfaatkan pihak lain.</div><div style="text-align: center;">(7) IUPK untuk mineral lain sebagaimana dimaksud pada</div><div style="text-align: center;">ayat (4) dan ayat (5) dapat diberikan kepada pihak lain</div><div style="text-align: center;">oleh Menteri.</div><div style="text-align: center;">Pasal 75</div><div style="text-align: center;">(1) Pemberian IUPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74</div><div style="text-align: center;">ayat (1) dilakukan berdasarkan pertimbangan</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28.</div><div style="text-align: center;">- 30 -</div><div style="text-align: center;">d. jaminan . . .</div><div style="text-align: center;">(2) IUPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat</div><div style="text-align: center;">diberikan kepada badan usaha yang berbadan hukum</div><div style="text-align: center;">Indonesia, baik berupa badan usaha milik negara, badan</div><div style="text-align: center;">usaha milik daerah, maupun badan usaha swasta.</div><div style="text-align: center;">(3) Badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mendapat prioritas</div><div style="text-align: center;">dalam mendapatkan IUPK.</div><div style="text-align: center;">(4) Badan usaha swasta sebagaimana dimaksud pada ayat (2)</div><div style="text-align: center;">untuk mendapatkan IUPK dilaksanakan dengan cara</div><div style="text-align: center;">lelang WIUPK.</div><div style="text-align: center;">Pasal 76</div><div style="text-align: center;">(1) IUPK terdiri atas dua tahap:</div><div style="text-align: center;">a. IUPK Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum,</div><div style="text-align: center;">eksplorasi, dan studi kelayakan;</div><div style="text-align: center;">b. IUPK Operasi Produksi meliputi kegiatan konstruksi,</div><div style="text-align: center;">penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta</div><div style="text-align: center;">pengangkutan dan penjualan.</div><div style="text-align: center;">(2) Pemegang IUPK Eksplorasi dan pemegang IUPK Operasi</div><div style="text-align: center;">Produksi dapat melakukan sebagian atau seluruh</div><div style="text-align: center;">kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).</div><div style="text-align: center;">(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh</div><div style="text-align: center;">IUPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan</div><div style="text-align: center;">peraturan pemerintah.</div><div style="text-align: center;">Pasal 77</div><div style="text-align: center;">(1) Setiap pemegang IUPK Eksplorasi dijamin untuk</div><div style="text-align: center;">memperoleh IUPK Operasi Produksi sebagai kelanjutan</div><div style="text-align: center;">kegiatan usaha pertambangannya.</div><div style="text-align: center;">(2) IUPK Operasi Produksi dapat diberikan kepada badan</div><div style="text-align: center;">usaha yang berbadan hukum Indonesia sebagaimana</div><div style="text-align: center;">dimaksud dalam Pasal 75 ayat (3) dan ayat (4) yang telah</div><div style="text-align: center;">mempunyai data hasil kajian studi kelayakan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 78</div><div style="text-align: center;">IUPK Eksplorasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat</div><div style="text-align: center;">(1) huruf a sekurang-kurangnya wajib memuat:</div><div style="text-align: center;">a. nama perusahaan;</div><div style="text-align: center;">b. luas dan lokasi wilayah;</div><div style="text-align: center;">c. rencana umum tata ruang;</div><div style="text-align: center;">- 31 -</div><div style="text-align: center;">t. pemanfaatan . . .</div><div style="text-align: center;">d. jaminan kesungguhan;</div><div style="text-align: center;">e. modal investasi;</div><div style="text-align: center;">f. perpanjangan waktu tahap kegiatan;</div><div style="text-align: center;">g. hak dan kewajiban pemegang IUPK;</div><div style="text-align: center;">h. jangka waktu tahap kegiatan;</div><div style="text-align: center;">i. jenis usaha yang diberikan;</div><div style="text-align: center;">j. rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat</div><div style="text-align: center;">di sekitar wilayah pertambangan;</div><div style="text-align: center;">k. perpajakan;</div><div style="text-align: center;">l. penyelesaian perselisihan masalah pertanahan;</div><div style="text-align: center;">m. iuran tetap dan iuran eksplorasi; dan</div><div style="text-align: center;">n. amdal.</div><div style="text-align: center;">Pasal 79</div><div style="text-align: center;">IUPK Operasi Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76</div><div style="text-align: center;">ayat (1) huruf b sekurang-kurangnya wajib memuat:</div><div style="text-align: center;">a. nama perusahaan;</div><div style="text-align: center;">b. luas wilayah;</div><div style="text-align: center;">c. lokasi penambangan;</div><div style="text-align: center;">d. lokasi pengolahan dan pemurnian;</div><div style="text-align: center;">e. pengangkutan dan penjualan;</div><div style="text-align: center;">f. modal investasi;</div><div style="text-align: center;">g. jangka waktu tahap kegiatan;</div><div style="text-align: center;">h. penyelesaian masalah pertanahan;</div><div style="text-align: center;">i. lingkungan hidup, termasuk reklamasi dan</div><div style="text-align: center;">pascatambang;</div><div style="text-align: center;">j. dana jaminan reklamasi dan jaminan pascatambang;</div><div style="text-align: center;">k. jangka waktu berlakunya IUPK;</div><div style="text-align: center;">l. perpanjangan IUPK;</div><div style="text-align: center;">m. hak dan kewajiban;</div><div style="text-align: center;">n. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar</div><div style="text-align: center;">wilayah pertambangan;</div><div style="text-align: center;">o. perpajakan;</div><div style="text-align: center;">p. iuran tetap dan iuran produksi serta bagian pendapatan</div><div style="text-align: center;">negara/daerah, yang terdiri atas bagi hasil dari</div><div style="text-align: center;">keuntungan bersih sejak berproduksi;</div><div style="text-align: center;">q. penyelesaian perselisihan;</div><div style="text-align: center;">r. keselamatan dan kesehatan kerja;</div><div style="text-align: center;">s. konservasi mineral atau batubara;</div><div style="text-align: center;">- 32 -</div><div style="text-align: center;">c. luas . . .</div><div style="text-align: center;">t. pemanfaatan barang, jasa, teknologi serta kemampuan</div><div style="text-align: center;">rekayasa dan rancang bangun dalam negeri;</div><div style="text-align: center;">u. penerapan kaidah keekonomian dan keteknikan</div><div style="text-align: center;">pertambangan yang baik;</div><div style="text-align: center;">v. pengembangan tenaga kerja Indonesia;</div><div style="text-align: center;">w. pengelolaan data mineral atau batubara;</div><div style="text-align: center;">x. penguasaan, pengembangan dan penerapan teknologi</div><div style="text-align: center;">pertambangan mineral atau batubara; dan</div><div style="text-align: center;">y. divestasi saham.</div><div style="text-align: center;">Pasal 80</div><div style="text-align: center;">IUPK tidak dapat digunakan selain yang dimaksud dalam</div><div style="text-align: center;">pemberian IUPK.</div><div style="text-align: center;">Pasal 81</div><div style="text-align: center;">(1) Dalam hal kegiatan eksplorasi dan kegiatan studi</div><div style="text-align: center;">kelayakan, pemegang IUPK Eksplorasi yang mendapatkan</div><div style="text-align: center;">mineral logam atau batubara yang tergali wajib</div><div style="text-align: center;">melaporkan kepada Menteri.</div><div style="text-align: center;">(2) Pemegang IUPK Eksplorasi yang ingin menjual mineral</div><div style="text-align: center;">logam atau batubara sebagaimana dimaksud pada ayat</div><div style="text-align: center;">(1) wajib mengajukan izin sementara untuk melakukan</div><div style="text-align: center;">pengangkutan dan penjualan.</div><div style="text-align: center;">(3) Izin sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2)</div><div style="text-align: center;">diberikan oleh Menteri.</div><div style="text-align: center;">Pasal 82</div><div style="text-align: center;">Mineral atau batubara yang tergali sebagaimana dimaksud</div><div style="text-align: center;">dalam Pasal 81 dikenai iuran produksi.</div><div style="text-align: center;">Pasal 83</div><div style="text-align: center;">Persyaratan luas wilayah dan jangka waktu sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">kelompok usaha pertambangan yang berlaku bagi pemegang</div><div style="text-align: center;">IUPK meliputi:</div><div style="text-align: center;">a. luas 1 (satu) WIUPK untuk tahap kegiatan eksplorasi</div><div style="text-align: center;">pertambangan mineral logam diberikan dengan luas</div><div style="text-align: center;">paling banyak 100.000 (seratus ribu) hektare.</div><div style="text-align: center;">b. luas 1 (satu) WIUPK untuk tahap kegiatan operasi</div><div style="text-align: center;">produksi pertambangan mineral logam diberikan dengan</div><div style="text-align: center;">luas paling banyak 25.000 (dua puluh lima ribu) hektare.</div><div style="text-align: center;">- 33 -</div><div style="text-align: center;">BAB XII . . .</div><div style="text-align: center;">c. luas 1 (satu) WIUPK untuk tahap kegiatan eksplorasi</div><div style="text-align: center;">pertambangan batubara diberikan dengan luas paling</div><div style="text-align: center;">banyak 50.000 (lima puluh ribu) hektare.</div><div style="text-align: center;">d. luas 1 (satu) WIUPK untuk tahap kegiatan operasi</div><div style="text-align: center;">produksi pertambangan batubara diberikan dengan luas</div><div style="text-align: center;">paling banyak 15.000 (lima belas ribu) hektare.</div><div style="text-align: center;">e. jangka waktu IUPK Eksplorasi pertambangan mineral</div><div style="text-align: center;">logam dapat diberikan paling lama 8 (delapan) tahun.</div><div style="text-align: center;">f. jangka waktu IUPK Eksplorasi pertambangan batubara</div><div style="text-align: center;">dapat diberikan paling lama 7 (tujuh) tahun.</div><div style="text-align: center;">g. jangka waktu IUPK Operasi Produksi mineral logam atau</div><div style="text-align: center;">batubara dapat diberikan paling lama 20 (dua puluh)</div><div style="text-align: center;">tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing</div><div style="text-align: center;">10 (sepuluh) tahun.</div><div style="text-align: center;">Pasal 84</div><div style="text-align: center;">Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh WIUPK</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 ayat (2) dan ayat (3),</div><div style="text-align: center;">dan Pasal 75 ayat (3) diatur dengan peraturan pemerintah.</div><div style="text-align: center;">BAB XI</div><div style="text-align: center;">PERSYARATAN PERIZINAN USAHA PERTAMBANGAN KHUSUS</div><div style="text-align: center;">Pasal 85</div><div style="text-align: center;">Pemerintah berkewajiban mengumumkan rencana kegiatan</div><div style="text-align: center;">usaha pertambangan di WIUPK sebagaimana dimaksud dalam</div><div style="text-align: center;">Pasal 30 serta memberikan IUPK Eksplorasi dan IUPK Operasi</div><div style="text-align: center;">Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 kepada</div><div style="text-align: center;">masyarakat secara terbuka.</div><div style="text-align: center;">Pasal 86</div><div style="text-align: center;">(1) Badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat</div><div style="text-align: center;">(2) yang melakukan kegiatan dalam WIUPK wajib</div><div style="text-align: center;">memenuhi persyaratan administratif, persyaratan teknis,</div><div style="text-align: center;">persyaratan lingkungan dan persyaratan finansial.</div><div style="text-align: center;">(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan</div><div style="text-align: center;">administratif, persyaratan teknis, persyaratan lingkungan,</div><div style="text-align: center;">dan persyaratan finansial sebagaimana dimaksud pada</div><div style="text-align: center;">ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.</div><div style="text-align: center;">- 34 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 91 . . .</div><div style="text-align: center;">BAB XII</div><div style="text-align: center;">DATA PERTAMBANGAN</div><div style="text-align: center;">Pasal 87</div><div style="text-align: center;">Untuk menunjang penyiapan WP dan pengembangan ilmu</div><div style="text-align: center;">pengetahuan dan teknologi pertambangan, Menteri atau</div><div style="text-align: center;">gubernur sesuai dengan kewenangannya dapat menugasi</div><div style="text-align: center;">lembaga riset negara dan/atau daerah untuk melakukan</div><div style="text-align: center;">penyelidikan dan penelitian tentang pertambangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 88</div><div style="text-align: center;">(1) Data yang diperoleh dari kegiatan usaha pertambangan</div><div style="text-align: center;">merupakan data milik Pemerintah dan/atau pemerintah</div><div style="text-align: center;">daerah sesuai dengan kewenangannya.</div><div style="text-align: center;">(2) Data usaha pertambangan yang dimiliki pemerintah</div><div style="text-align: center;">daerah wajib disampaikan kepada Pemerintah untuk</div><div style="text-align: center;">pengelolaan data pertambangan tingkat nasional.</div><div style="text-align: center;">(3) Pengelolaan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1)</div><div style="text-align: center;">diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah</div><div style="text-align: center;">daerah sesuai dengan kewenangannya.</div><div style="text-align: center;">Pasal 89</div><div style="text-align: center;">Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penugasan</div><div style="text-align: center;">penyelidikan dan penelitian sebagaimana dimaksud dalam</div><div style="text-align: center;">Pasal 87 dan pengelolaan data sebagaimana dimaksud dalam</div><div style="text-align: center;">Pasal 88 diatur dengan peraturan pemerintah.</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">BAB XIII</div><div style="text-align: center;">HAK DAN KEWAJIBAN</div><div style="text-align: center;">Bagian Kesatu</div><div style="text-align: center;">Hak</div><div style="text-align: center;">Pasal 90</div><div style="text-align: center;">Pemegang IUP dan IUPK dapat melakukan sebagian atau</div><div style="text-align: center;">seluruh tahapan usaha pertambangan, baik kegiatan</div><div style="text-align: center;">eksplorasi maupun kegiatan operasi produksi.</div><div style="text-align: center;">- 35 -</div><div style="text-align: center;">c. meningkatkan . . .</div><div style="text-align: center;">Pasal 91</div><div style="text-align: center;">Pemegang IUP dan IUPK dapat memanfaatkan prasarana dan</div><div style="text-align: center;">sarana umum untuk keperluan pertambangan setelah</div><div style="text-align: center;">memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 92</div><div style="text-align: center;">Pemegang IUP dan IUPK berhak memiliki mineral, termasuk</div><div style="text-align: center;">mineral ikutannya, atau batubara yang telah diproduksi</div><div style="text-align: center;">apabila telah memenuhi iuran eksplorasi atau iuran produksi,</div><div style="text-align: center;">kecuali mineral ikutan radioaktif.</div><div style="text-align: center;">Pasal 93</div><div style="text-align: center;">(1) Pemegang IUP dan IUPK tidak boleh memindahkan IUP</div><div style="text-align: center;">dan IUPK-nya kepada pihak lain.</div><div style="text-align: center;">(2) Untuk pengalihan kepemilikan dan/atau saham di bursa</div><div style="text-align: center;">saham Indonesia hanya dapat dilakukan setelah</div><div style="text-align: center;">melakukan kegiatan eksplorasi tahapan tertentu.</div><div style="text-align: center;">(3) Pengalihan kepemilikan dan/atau saham sebagaimana</div><div style="text-align: center;">dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan dengan</div><div style="text-align: center;">syarat:</div><div style="text-align: center;">a. harus memberitahu kepada Menteri, gubernur, atau</div><div style="text-align: center;">bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya; dan</div><div style="text-align: center;">b. sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan</div><div style="text-align: center;">peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 94</div><div style="text-align: center;">Pemegang IUP dan IUPK dijamin haknya untuk melakukan</div><div style="text-align: center;">usaha pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturan</div><div style="text-align: center;">perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">Bagian Kedua</div><div style="text-align: center;">Kewajiban</div><div style="text-align: center;">Pasal 95</div><div style="text-align: center;">Pemegang IUP dan IUPK wajib:</div><div style="text-align: center;">a. menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik;</div><div style="text-align: center;">b. mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi</div><div style="text-align: center;">Indonesia;</div><div style="text-align: center;">- 36 -</div><div style="text-align: center;">(3) Peruntukan . . .</div><div style="text-align: center;">c. meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral</div><div style="text-align: center;">dan/atau batubara;</div><div style="text-align: center;">d. melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan</div><div style="text-align: center;">masyarakat setempat; dan</div><div style="text-align: center;">e. mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 96</div><div style="text-align: center;">Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik,</div><div style="text-align: center;">pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan:</div><div style="text-align: center;">a. ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja</div><div style="text-align: center;">pertambangan;</div><div style="text-align: center;">b. keselamatan operasi pertambangan;</div><div style="text-align: center;">c. pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan,</div><div style="text-align: center;">termasuk kegiatan reklamasi dan pascatambang;</div><div style="text-align: center;">d. upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara;</div><div style="text-align: center;">e. pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan dalam bentuk padat, cair, atau gas sampai</div><div style="text-align: center;">memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum</div><div style="text-align: center;">dilepas ke media lingkungan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 97</div><div style="text-align: center;">Pemegang IUP dan IUPK wajib menjamin penerapan standar</div><div style="text-align: center;">dan baku mutu lingkungan sesuai dengan karakteristik suatu</div><div style="text-align: center;">daerah.</div><div style="text-align: center;">Pasal 98</div><div style="text-align: center;">Pemegang IUP dan IUPK wajib menjaga kelestarian fungsi dan</div><div style="text-align: center;">daya dukung sumber daya air yang bersangkutan sesuai</div><div style="text-align: center;">dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 99</div><div style="text-align: center;">(1) Setiap pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan</div><div style="text-align: center;">rencana reklamasi dan rencana pascatambang pada saat</div><div style="text-align: center;">mengajukan permohonan IUP Operasi Produksi atau IUPK</div><div style="text-align: center;">Operasi Produksi.</div><div style="text-align: center;">(2) Pelaksanaan reklamasi dan kegiatan pascatambang</div><div style="text-align: center;">dilakukan sesuai dengan peruntukan lahan</div><div style="text-align: center;">pascatambang.</div><div style="text-align: center;">- 37 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 104 . . .</div><div style="text-align: center;">(3) Peruntukan lahan pascatambang sebagaimana dimaksud</div><div style="text-align: center;">pada ayat (2) dicantumkan dalam perjanjian penggunaan</div><div style="text-align: center;">tanah antara pemegang IUP atau IUPK dan pemegang hak</div><div style="text-align: center;">atas tanah.</div><div style="text-align: center;">Pasal 100</div><div style="text-align: center;">(1) Pemegang IUP dan IUPK wajib menyediakan dana jaminan</div><div style="text-align: center;">reklamasi dan dana jaminan pascatambang.</div><div style="text-align: center;">(2) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">kewenangannya dapat menetapkan pihak ketiga untuk</div><div style="text-align: center;">melakukan reklamasi dan pascatambang dengan dana</div><div style="text-align: center;">jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).</div><div style="text-align: center;">(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)</div><div style="text-align: center;">diberlakukan apabila pemegang IUP atau IUPK tidak</div><div style="text-align: center;">melaksanakan reklamasi dan pascatambang sesuai</div><div style="text-align: center;">dengan rencana yang telah disetujui.</div><div style="text-align: center;">Pasal 101</div><div style="text-align: center;">Ketentuan lebih lanjut mengenai reklamasi dan pascatambang</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 serta dana jaminan</div><div style="text-align: center;">reklamasi dan dana jaminan pascatambang sebagaimana</div><div style="text-align: center;">dimaksud dalam Pasal 100 diatur dengan peraturan</div><div style="text-align: center;">pemerintah.</div><div style="text-align: center;">Pasal 102</div><div style="text-align: center;">Pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai tambah</div><div style="text-align: center;">sumber daya mineral dan/atau batubara dalam pelaksanaan</div><div style="text-align: center;">penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta pemanfaatan</div><div style="text-align: center;">mineral dan batubara.</div><div style="text-align: center;">Pasal 103</div><div style="text-align: center;">(1) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib</div><div style="text-align: center;">melakukan pengolahan dan pemurnian hasil</div><div style="text-align: center;">penambangan di dalam negeri.</div><div style="text-align: center;">(2) Pemegang IUP dan IUPK sebagaimana dimaksud pada</div><div style="text-align: center;">ayat (1) dapat mengolah dan memurnikan hasil</div><div style="text-align: center;">penambangan dari pemegang IUP dan IUPK lainnya.</div><div style="text-align: center;">(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai peningkatan nilai</div><div style="text-align: center;">tambah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102 serta</div><div style="text-align: center;">pengolahan dan pemurnian sebagaimana dimaksud pada</div><div style="text-align: center;">ayat (2) diatur dengan peraturan pemerintah.</div><div style="text-align: center;">- 38 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 107 . . .</div><div style="text-align: center;">Pasal 104</div><div style="text-align: center;">(1) Untuk pengolahan dan pemurnian, pemegang IUP Operasi</div><div style="text-align: center;">Produksi dan IUPK Operasi Produksi sebagaimana</div><div style="text-align: center;">dimaksud dalam Pasal 103 dapat melakukan kerja sama</div><div style="text-align: center;">dengan badan usaha, koperasi, atau perseorangan yang</div><div style="text-align: center;">telah mendapatkan IUP atau IUPK.</div><div style="text-align: center;">(2) IUP yang didapat badan usaha sebagaimana dimaksud</div><div style="text-align: center;">pada ayat (1) adalah IUP Operasi Produksi Khusus untuk</div><div style="text-align: center;">pengolahan dan pemurnian yang dikeluarkan oleh</div><div style="text-align: center;">Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">kewenangannya.</div><div style="text-align: center;">(3) Pemegang IUP dan IUPK sebagaimana dimaksud pada</div><div style="text-align: center;">ayat (1) dilarang melakukan pengolahan dan pemurnian</div><div style="text-align: center;">dari hasil penambangan yang tidak memiliki IUP, IPR,</div><div style="text-align: center;">atau IUPK.</div><div style="text-align: center;">Pasal 105</div><div style="text-align: center;">(1) Badan usaha yang tidak bergerak pada usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan yang bermaksud menjual mineral</div><div style="text-align: center;">dan/atau batubara yang tergali wajib terlebih dahulu</div><div style="text-align: center;">memiliki IUP Operasi Produksi untuk penjualan.</div><div style="text-align: center;">(2) IUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat</div><div style="text-align: center;">diberikan untuk 1 (satu) kali penjualan oleh Menteri,</div><div style="text-align: center;">gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">kewenangannya.</div><div style="text-align: center;">(3) Mineral atau batubara yang tergali dan akan dijual</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai iuran</div><div style="text-align: center;">produksi.</div><div style="text-align: center;">(4) Badan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan</div><div style="text-align: center;">ayat (2) wajib menyampaikan laporan hasil penjualan</div><div style="text-align: center;">mineral dan/atau batubara yang tergali kepada Menteri,</div><div style="text-align: center;">gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">kewenangannya.</div><div style="text-align: center;">Pasal 106</div><div style="text-align: center;">Pemegang IUP dan IUPK harus mengutamakan pemanfaatan</div><div style="text-align: center;">tenaga kerja setempat, barang, dan jasa dalam negeri sesuai</div><div style="text-align: center;">dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">- 39 -</div><div style="text-align: center;">(2) Ketentuan . . .</div><div style="text-align: center;">Pasal 107</div><div style="text-align: center;">Dalam melakukan kegiatan operasi produksi, badan usaha</div><div style="text-align: center;">pemegang IUP dan IUPK wajib mengikutsertakan pengusaha</div><div style="text-align: center;">lokal yang ada di daerah tersebut sesuai dengan ketentuan</div><div style="text-align: center;">peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 108</div><div style="text-align: center;">(1) Pemegang IUP dan IUPK wajib menyusun program</div><div style="text-align: center;">pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.</div><div style="text-align: center;">(2) Penyusunan program dan rencana sebagaimana</div><div style="text-align: center;">dimaksud pada ayat (1) dikonsultasikan kepada</div><div style="text-align: center;">Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.</div><div style="text-align: center;">Pasal 109</div><div style="text-align: center;">Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pengembangan</div><div style="text-align: center;">dan pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam</div><div style="text-align: center;">Pasal 108 diatur dengan peraturan pemerintah.</div><div style="text-align: center;">Pasal 110</div><div style="text-align: center;">Pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan seluruh data</div><div style="text-align: center;">yang diperoleh dari hasil eksplorasi dan operasi produksi</div><div style="text-align: center;">kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai</div><div style="text-align: center;">dengan kewenangannya.</div><div style="text-align: center;">Pasal 111</div><div style="text-align: center;">(1) Pemegang IUP dan IUPK wajib memberikan laporan</div><div style="text-align: center;">tertulis secara berkala atas rencana kerja dan</div><div style="text-align: center;">pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan</div><div style="text-align: center;">batubara kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota</div><div style="text-align: center;">sesuai dengan kewenangannya.</div><div style="text-align: center;">(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk, jenis, waktu,</div><div style="text-align: center;">dan tata cara penyampaian laporan sebagaimana</div><div style="text-align: center;">dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan</div><div style="text-align: center;">pemerintah.</div><div style="text-align: center;">Pasal 112</div><div style="text-align: center;">(1) Setelah 5 (lima) tahun berproduksi, badan usaha</div><div style="text-align: center;">pemegang IUP dan IUPK yang sahamnya dimiliki oleh</div><div style="text-align: center;">asing wajib melakukan divestasi saham pada Pemerintah,</div><div style="text-align: center;">pemerintah daerah, badan usaha milik negara, badan</div><div style="text-align: center;">usaha milik daerah, atau badan usaha swasta nasional.</div><div style="text-align: center;">- 40 -</div><div style="text-align: center;">(2) Apabila . . .</div><div style="text-align: center;">(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai divestasi saham</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan</div><div style="text-align: center;">peraturan pemerintah.</div><div style="text-align: center;">BAB XIV</div><div style="text-align: center;">PENGHENTIAN SEMENTARA KEGIATAN</div><div style="text-align: center;">IZIN USAHA PERTAMBANGAN DAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN KHUSUS</div><div style="text-align: center;">Pasal 113</div><div style="text-align: center;">(1) Penghentian sementara kegiatan usaha pertambangan</div><div style="text-align: center;">dapat diberikan kepada pemegang IUP dan IUPK apabila</div><div style="text-align: center;">terjadi:</div><div style="text-align: center;">a. keadaan kahar;</div><div style="text-align: center;">b. keadaan yang menghalangi sehingga menimbulkan</div><div style="text-align: center;">penghentian sebagian atau seluruh kegiatan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan;</div><div style="text-align: center;">c. apabila kondisi daya dukung lingkungan wilayah</div><div style="text-align: center;">tersebut tidak dapat menanggung beban kegiatan</div><div style="text-align: center;">operasi produksi sumber daya mineral dan/atau</div><div style="text-align: center;">batubara yang dilakukan di wilayahnya.</div><div style="text-align: center;">(2) Penghentian sementara kegiatan usaha pertambangan</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengurangi</div><div style="text-align: center;">masa berlaku IUP atau IUPK.</div><div style="text-align: center;">(3) Permohonan penghentian sementara kegiatan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf</div><div style="text-align: center;">a dan huruf b disampaikan kepada Menteri, gubernur,</div><div style="text-align: center;">atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.</div><div style="text-align: center;">(4) Penghentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat</div><div style="text-align: center;">(1) huruf c dapat dilakukan oleh inspektur tambang atau</div><div style="text-align: center;">dilakukan berdasarkan permohonan masyarakat kepada</div><div style="text-align: center;">Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">kewenangannya.</div><div style="text-align: center;">(5) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">kewenangannya wajib mengeluarkan keputusan tertulis</div><div style="text-align: center;">diterima atau ditolak disertai alasannya atas permohonan</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling lama 30 (tiga</div><div style="text-align: center;">puluh) hari sejak menerima permohonan tersebut.</div><div style="text-align: center;">Pasal 114</div><div style="text-align: center;">(1) Jangka waktu penghentian sementara karena keadaan</div><div style="text-align: center;">kahar dan/atau keadaan yang menghalangi sebagaimana</div><div style="text-align: center;">dimaksud dalam Pasal 113 ayat (1) diberikan paling lama</div><div style="text-align: center;">1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling banyak 1</div><div style="text-align: center;">(satu) kali untuk 1 (satu) tahun.</div><div style="text-align: center;">- 41 -</div><div style="text-align: center;">b. dicabut . . .</div><div style="text-align: center;">(2) Apabila dalam kurun waktu sebelum habis masa</div><div style="text-align: center;">penghentian sementara berakhir pemegang IUP dan IUPK</div><div style="text-align: center;">sudah siap melakukan kegiatan operasinya, kegiatan</div><div style="text-align: center;">dimaksud wajib dilaporkan kepada Menteri, gubernur,</div><div style="text-align: center;">atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.</div><div style="text-align: center;">(3) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">kewenangannya mencabut keputusan penghentian</div><div style="text-align: center;">sementara setelah menerima laporan sebagaimana</div><div style="text-align: center;">dimaksud pada ayat (2).</div><div style="text-align: center;">Pasal 115</div><div style="text-align: center;">(1) Apabila penghentian sementara kegiatan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan diberikan karena keadaan kahar</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud dalam Pasal 113 ayat (1) huruf a,</div><div style="text-align: center;">kewajiban pemegang IUP dan IUPK terhadap Pemerintah</div><div style="text-align: center;">dan pemerintah daerah tidak berlaku.</div><div style="text-align: center;">(2) Apabila penghentian sementara kegiatan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan diberikan karena keadaan yang</div><div style="text-align: center;">menghalangi kegiatan usaha pertambangan sebagaimana</div><div style="text-align: center;">dimaksud dalam Pasal 113 ayat (1) huruf b, kewajiban</div><div style="text-align: center;">pemegang IUP dan IUPK terhadap Pemerintah dan</div><div style="text-align: center;">pemerintah daerah tetap berlaku.</div><div style="text-align: center;">(3) Apabila penghentian sementara kegiatan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan diberikan karena kondisi daya dukung</div><div style="text-align: center;">lingkungan wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal</div><div style="text-align: center;">113 ayat (1) huruf c, kewajiban pemegang IUP dan IUPK</div><div style="text-align: center;">terhadap Pemerintah dan pemerintah daerah tetap</div><div style="text-align: center;">berlaku.</div><div style="text-align: center;">Pasal 116</div><div style="text-align: center;">Ketentuan lebih lanjut mengenai penghentian sementara</div><div style="text-align: center;">kegiatan usaha pertambangan sebagaimana dimaksud dalam</div><div style="text-align: center;">Pasal 113, Pasal 114, dan Pasal 115 diatur dengan peraturan</div><div style="text-align: center;">pemerintah.</div><div style="text-align: center;">BAB XV</div><div style="text-align: center;">BERAKHIRNYA IZIN USAHA PERTAMBANGAN DAN</div><div style="text-align: center;">IZIN USAHA PERTAMBANGAN KHUSUS</div><div style="text-align: center;">Pasal 117</div><div style="text-align: center;">IUP dan IUPK berakhir karena:</div><div style="text-align: center;">a. dikembalikan;</div><div style="text-align: center;">- 42 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 122 . . .</div><div style="text-align: center;">b. dicabut; atau</div><div style="text-align: center;">c. habis masa berlakunya.</div><div style="text-align: center;">Pasal 118</div><div style="text-align: center;">(1) Pemegang IUP atau IUPK dapat menyerahkan kembali IUP</div><div style="text-align: center;">atau IUPK-nya dengan pernyataan tertulis kepada</div><div style="text-align: center;">Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">kewenangannya dan disertai dengan alasan yang jelas.</div><div style="text-align: center;">(2) Pengembalian IUP atau IUPK sebagaimana dimaksud</div><div style="text-align: center;">pada ayat (1) dinyatakan sah setelah disetujui oleh</div><div style="text-align: center;">Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">kewenangannya dan setelah memenuhi kewajibannya.</div><div style="text-align: center;">Pasal 119</div><div style="text-align: center;">IUP atau IUPK dapat dicabut oleh Menteri, gubernur, atau</div><div style="text-align: center;">bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya apabila:</div><div style="text-align: center;">a. pemegang IUP atau IUPK tidak memenuhi kewajiban yang</div><div style="text-align: center;">ditetapkan dalam IUP atau IUPK serta peraturan</div><div style="text-align: center;">perundang-undangan;</div><div style="text-align: center;">b. pemegang IUP atau IUPK melakukan tindak pidana</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini; atau</div><div style="text-align: center;">c. pemegang IUP atau IUPK dinyatakan pailit.</div><div style="text-align: center;">Pasal 120</div><div style="text-align: center;">Dalam hal jangka waktu yang ditentukan dalam IUP dan IUPK</div><div style="text-align: center;">telah habis dan tidak diajukan permohonan peningkatan atau</div><div style="text-align: center;">perpanjangan tahap kegiatan atau pengajuan permohonan</div><div style="text-align: center;">tetapi tidak memenuhi persyaratan, IUP dan IUPK tersebut</div><div style="text-align: center;">berakhir.</div><div style="text-align: center;">Pasal 121</div><div style="text-align: center;">(1) Pemegang IUP atau IUPK yang IUP-nya atau IUPK-nya</div><div style="text-align: center;">berakhir karena alasan sebagaimana dimaksud dalam</div><div style="text-align: center;">Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, dan Pasal 120 wajib</div><div style="text-align: center;">memenuhi dan menyelesaikan kewajiban sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">ketentuan peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">(2) Kewajiban pemegang IUP atau IUPK sebagaimana</div><div style="text-align: center;">dimaksud pada ayat (1) dianggap telah dipenuhi setelah</div><div style="text-align: center;">mendapat persetujuan dari Menteri, gubernur, atau</div><div style="text-align: center;">bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.</div><div style="text-align: center;">- 43 -</div><div style="text-align: center;">b. konsultasi . . .</div><div style="text-align: center;">Pasal 122</div><div style="text-align: center;">(1) IUP atau IUPK yang telah dikembalikan, dicabut, atau</div><div style="text-align: center;">habis masa berlakunya sebagaimana dimaksud dalam</div><div style="text-align: center;">Pasal 121 dikembalikan kepada Menteri, gubernur, atau</div><div style="text-align: center;">bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.</div><div style="text-align: center;">(2) WIUP atau WIUPK yang IUP-nya atau IUPK-nya berakhir</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditawarkan kepada</div><div style="text-align: center;">badan usaha, koperasi, atau perseorangan melalui</div><div style="text-align: center;">mekanisme sesuai dengan ketentuan dalam Undang-</div><div style="text-align: center;">Undang ini.</div><div style="text-align: center;">Pasal 123</div><div style="text-align: center;">Apabila IUP atau IUPK berakhir, pemegang IUP atau IUPK</div><div style="text-align: center;">wajib menyerahkan seluruh data yang diperoleh dari hasil</div><div style="text-align: center;">eksplorasi dan operasi produksi kepada Menteri, gubernur,</div><div style="text-align: center;">atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.</div><div style="text-align: center;">BAB XVI</div><div style="text-align: center;">USAHA JASA PERTAMBANGAN</div><div style="text-align: center;">Pasal 124</div><div style="text-align: center;">(1) Pemegang IUP atau IUPK wajib menggunakan perusahaan</div><div style="text-align: center;">jasa pertambangan lokal dan/atau nasional.</div><div style="text-align: center;">(2) Dalam hal tidak terdapat perusahaan jasa pertambangan</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemegang IUP atau</div><div style="text-align: center;">IUPK dapat menggunakan perusahaan jasa pertambangan</div><div style="text-align: center;">lain yang berbadan hukum Indonesia.</div><div style="text-align: center;">(3) Jenis usaha jasa pertambangan meliputi:</div><div style="text-align: center;">a. konsultasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pengujian</div><div style="text-align: center;">peralatan di bidang:</div><div style="text-align: center;">1) penyelidikan umum;</div><div style="text-align: center;">2) eksplorasi;</div><div style="text-align: center;">3) studi kelayakan;</div><div style="text-align: center;">4) konstruksi pertambangan;</div><div style="text-align: center;">5) pengangkutan;</div><div style="text-align: center;">6) lingkungan pertambangan;</div><div style="text-align: center;">7) pascatambang dan reklamasi; dan/atau</div><div style="text-align: center;">8) keselamatan dan kesehatan kerja.</div><div style="text-align: center;">- 44 -</div><div style="text-align: center;">(2) Pendapatan . . .</div><div style="text-align: center;">b. konsultasi, perencanaan, dan pengujian peralatan di</div><div style="text-align: center;">bidang:</div><div style="text-align: center;">1) penambangan; atau</div><div style="text-align: center;">2) pengolahan dan pemurnian.</div><div style="text-align: center;">Pasal 125</div><div style="text-align: center;">(1) Dalam hal pemegang IUP atau IUPK menggunakan jasa</div><div style="text-align: center;">pertambangan, tanggung jawab kegiatan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan tetap dibebankan kepada pemegang IUP</div><div style="text-align: center;">atau IUPK.</div><div style="text-align: center;">(2) Pelaksana usaha jasa pertambangan dapat berupa badan</div><div style="text-align: center;">usaha, koperasi, atau perseorangan sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">klasifikasi dan kualifikasi yang telah ditetapkan oleh</div><div style="text-align: center;">Menteri.</div><div style="text-align: center;">(3) Pelaku usaha jasa pertambangan wajib mengutamakan</div><div style="text-align: center;">kontraktor dan tenaga kerja lokal.</div><div style="text-align: center;">Pasal 126</div><div style="text-align: center;">(1) Pemegang IUP atau IUPK dilarang melibatkan anak</div><div style="text-align: center;">perusahaan dan/atau afiliasinya dalam bidang usaha jasa</div><div style="text-align: center;">pertambangan di wilayah usaha pertambangan yang</div><div style="text-align: center;">diusahakannya, kecuali dengan izin Menteri.</div><div style="text-align: center;">(2) Pemberian izin Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat</div><div style="text-align: center;">(1) dilakukan apabila:</div><div style="text-align: center;">a. tidak terdapat perusahaan jasa pertambangan sejenis</div><div style="text-align: center;">di wilayah tersebut; atau</div><div style="text-align: center;">b. tidak ada perusahaan jasa pertambangan yang</div><div style="text-align: center;">berminat/mampu.</div><div style="text-align: center;">Pasal 127</div><div style="text-align: center;">Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan usaha jasa</div><div style="text-align: center;">pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 124, Pasal</div><div style="text-align: center;">125, dan Pasal 126 diatur dengan peraturan menteri.</div><div style="text-align: center;">BAB XVII</div><div style="text-align: center;">PENDAPATAN NEGARA DAN DAERAH</div><div style="text-align: center;">Pasal 128</div><div style="text-align: center;">(1) Pemegang IUP atau IUPK wajib membayar pendapatan</div><div style="text-align: center;">negara dan pendapatan daerah.</div><div style="text-align: center;">- 45 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 130 . . .</div><div style="text-align: center;">(2) Pendapatan negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)</div><div style="text-align: center;">terdiri atas penerimaan pajak dan penerimaan negara</div><div style="text-align: center;">bukan pajak.</div><div style="text-align: center;">(3) Penerimaan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2)</div><div style="text-align: center;">terdiri atas:</div><div style="text-align: center;">a. pajak-pajak yang menjadi kewenangan Pemerintah</div><div style="text-align: center;">sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan</div><div style="text-align: center;">di bidang perpajakan; dan</div><div style="text-align: center;">b. bea masuk dan cukai.</div><div style="text-align: center;">(4) Penerimaan negara bukan pajak sebagaimana dimaksud</div><div style="text-align: center;">pada ayat (2) terdiri atas:</div><div style="text-align: center;">a. iuran tetap;</div><div style="text-align: center;">b. iuran eksplorasi;</div><div style="text-align: center;">c. iuran produksi; dan</div><div style="text-align: center;">d. kompensasi data informasi.</div><div style="text-align: center;">(5) Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)</div><div style="text-align: center;">terdiri atas:</div><div style="text-align: center;">a. pajak daerah;</div><div style="text-align: center;">b. retribusi daerah; dan</div><div style="text-align: center;">c. pendapatan lain yang sah berdasarkan ketentuan</div><div style="text-align: center;">peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 129</div><div style="text-align: center;">(1) Pemegang IUPK Operasi Produksi untuk pertambangan</div><div style="text-align: center;">mineral logam dan batubara wajib membayar sebesar 4%</div><div style="text-align: center;">(empat persen) kepada Pemerintah dan 6% (enam persen)</div><div style="text-align: center;">kepada pemerintah daerah dari keuntungan bersih sejak</div><div style="text-align: center;">berproduksi.</div><div style="text-align: center;">(2) Bagian pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada</div><div style="text-align: center;">ayat (1) diatur sebagai berikut:</div><div style="text-align: center;">a. pemerintah provinsi mendapat bagian sebesar 1%</div><div style="text-align: center;">(satu persen);</div><div style="text-align: center;">b. pemerintah kabupaten/kota penghasil mendapat</div><div style="text-align: center;">bagian sebesar 2,5% (dua koma lima persen); dan</div><div style="text-align: center;">c. pemerintah kabupaten/kota lainnya dalam provinsi</div><div style="text-align: center;">yang sama mendapat bagian sebesar 2,5% (dua koma</div><div style="text-align: center;">lima persen).</div><div style="text-align: center;">- 46 -</div><div style="text-align: center;">(2) Kegiatan . . .</div><div style="text-align: center;">Pasal 130</div><div style="text-align: center;">(1) Pemegang IUP atau IUPK tidak dikenai iuran produksi</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (4) huruf c</div><div style="text-align: center;">dan pajak daerah dan retribusi daerah sebagaimana</div><div style="text-align: center;">dimaksud dalam Pasal 128 ayat (5) atas tanah/batuan</div><div style="text-align: center;">yang ikut tergali pada saat penambangan.</div><div style="text-align: center;">(2) Pemegang IUP atau IUPK dikenai iuran produksi</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (4) huruf c</div><div style="text-align: center;">atas pemanfaatan tanah/batuan yang ikut tergali pada</div><div style="text-align: center;">saat penambangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 131</div><div style="text-align: center;">Besarnya pajak dan penerimaan negara bukan pajak yang</div><div style="text-align: center;">dipungut dari pemegang IUP, IPR, atau IUPK ditetapkan</div><div style="text-align: center;">berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 132</div><div style="text-align: center;">(1) Besaran tarif iuran produksi ditetapkan berdasarkan</div><div style="text-align: center;">tingkat pengusahaan, produksi, dan harga komoditas</div><div style="text-align: center;">tambang.</div><div style="text-align: center;">(2) Besaran tarif iuran produksi sebagaimana dimaksud</div><div style="text-align: center;">pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan ketentuan</div><div style="text-align: center;">peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 133</div><div style="text-align: center;">(1) Penerimaan negara bukan pajak sebagaimana dimaksud</div><div style="text-align: center;">dalam Pasal 128 ayat (4) merupakan pendapatan negara</div><div style="text-align: center;">dan daerah yang pembagiannya ditetapkan berdasarkan</div><div style="text-align: center;">ketentuan peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">(2) Penerimaan negara bukan pajak yang merupakan bagian</div><div style="text-align: center;">daerah dibayar langsung ke kas daerah setiap 3 (tiga)</div><div style="text-align: center;">bulan setelah disetor ke kas negara.</div><div style="text-align: center;">BAB XVIII</div><div style="text-align: center;">PENGGUNAAN TANAH UNTUK KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN</div><div style="text-align: center;">Pasal 134</div><div style="text-align: center;">(1) Hak atas WIUP, WPR, atau WIUPK tidak meliputi hak atas</div><div style="text-align: center;">tanah permukaan bumi.</div><div style="text-align: center;">- 47 -</div><div style="text-align: center;">BAB XIX . . .</div><div style="text-align: center;">(2) Kegiatan usaha pertambangan tidak dapat dilaksanakan</div><div style="text-align: center;">pada tempat yang dilarang untuk melakukan kegiatan</div><div style="text-align: center;">usaha pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturan</div><div style="text-align: center;">perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">(3) Kegiatan usaha pertambangan sebagaimana dimaksud</div><div style="text-align: center;">pada ayat (2) dapat dilaksanakan setelah mendapat izin</div><div style="text-align: center;">dari instansi Pemerintah sesuai dengan ketentuan</div><div style="text-align: center;">peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 135</div><div style="text-align: center;">Pemegang IUP Eksplorasi atau IUPK Eksplorasi hanya dapat</div><div style="text-align: center;">melaksanakan kegiatannya setelah mendapat persetujuan</div><div style="text-align: center;">dari pemegang hak atas tanah.</div><div style="text-align: center;">Pasal 136</div><div style="text-align: center;">(1) Pemegang IUP atau IUPK sebelum melakukan kegiatan</div><div style="text-align: center;">operasi produksi wajib menyelesaikan hak atas tanah</div><div style="text-align: center;">dengan pemegang hak sesuai dengan ketentuan</div><div style="text-align: center;">peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">(2) Penyelesaian hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada</div><div style="text-align: center;">ayat (1) dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">kebutuhan atas tanah oleh pemegang IUP atau IUPK.</div><div style="text-align: center;">Pasal 137</div><div style="text-align: center;">Pemegang IUP atau IUPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal</div><div style="text-align: center;">135 dan Pasal 136 yang telah melaksanakan penyelesaian</div><div style="text-align: center;">terhadap bidang-bidang tanah dapat diberikan hak atas tanah</div><div style="text-align: center;">sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 138</div><div style="text-align: center;">Hak atas IUP, IPR, atau IUPK bukan merupakan pemilikan</div><div style="text-align: center;">hak atas tanah.</div><div style="text-align: center;">- 48 -</div><div style="text-align: center;">(3) Menteri . . .</div><div style="text-align: center;">BAB XIX</div><div style="text-align: center;">PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT</div><div style="text-align: center;">Bagian Kesatu</div><div style="text-align: center;">Pembinaan dan Pengawasan</div><div style="text-align: center;">Pasal 139</div><div style="text-align: center;">(1) Menteri melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan</div><div style="text-align: center;">pengelolaan usaha pertambangan yang dilaksanakan oleh</div><div style="text-align: center;">pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota</div><div style="text-align: center;">sesuai dengan kewenangannya.</div><div style="text-align: center;">(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)</div><div style="text-align: center;">meliputi:</div><div style="text-align: center;">a. pemberian pedoman dan standar pelaksanaan</div><div style="text-align: center;">pengelolaan usaha pertambangan;</div><div style="text-align: center;">b. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi;</div><div style="text-align: center;">c. pendidikan dan pelatihan; dan</div><div style="text-align: center;">d. perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan,</div><div style="text-align: center;">dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan di bidang mineral dan batubara.</div><div style="text-align: center;">(3) Menteri dapat melimpahkan kepada gubernur untuk</div><div style="text-align: center;">melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan</div><div style="text-align: center;">kewenangan pengelolaan di bidang usaha pertambangan</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dilaksanakan</div><div style="text-align: center;">oleh pemerintah kabupaten/kota.</div><div style="text-align: center;">(4) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">kewenangannya bertanggung jawab melakukan</div><div style="text-align: center;">pembinaan atas pelaksanaan kegiatan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan yang dilakukan oleh pemegang IUP, IPR,</div><div style="text-align: center;">atau IUPK.</div><div style="text-align: center;">Pasal 140</div><div style="text-align: center;">(1) Menteri melakukan pengawasan terhadap</div><div style="text-align: center;">penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan yang</div><div style="text-align: center;">dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah</div><div style="text-align: center;">kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.</div><div style="text-align: center;">(2) Menteri dapat melimpahkan kepada gubernur untuk</div><div style="text-align: center;">melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan</div><div style="text-align: center;">kewenangan pengelolaan di bidang usaha pertambangan</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dilaksanakan</div><div style="text-align: center;">oleh pemerintah kabupaten/kota.</div><div style="text-align: center;">- 49 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 142 . . .</div><div style="text-align: center;">(3) Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">kewenangannya melakukan pengawasan atas</div><div style="text-align: center;">pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan yang</div><div style="text-align: center;">dilakukan oleh pemegang IUP, IPR, atau IUPK.</div><div style="text-align: center;">Pasal 141</div><div style="text-align: center;">(1) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 140,</div><div style="text-align: center;">antara lain, berupa:</div><div style="text-align: center;">a. teknis pertambangan;</div><div style="text-align: center;">b. pemasaran;</div><div style="text-align: center;">c. keuangan;</div><div style="text-align: center;">d. pengolahan data mineral dan batubara;</div><div style="text-align: center;">e. konservasi sumber daya mineral dan batubara;</div><div style="text-align: center;">f. keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;</div><div style="text-align: center;">g. keselamatan operasi pertambangan;</div><div style="text-align: center;">h. pengelolaan lingkungan hidup, reklamasi, dan</div><div style="text-align: center;">pascatambang;</div><div style="text-align: center;">i. pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan</div><div style="text-align: center;">rekayasa dan rancang bangun dalam negeri;</div><div style="text-align: center;">j. pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan;</div><div style="text-align: center;">k. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat</div><div style="text-align: center;">setempat;</div><div style="text-align: center;">l. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi</div><div style="text-align: center;">pertambangan;</div><div style="text-align: center;">m. kegiatan-kegiatan lain di bidang kegiatan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan yang menyangkut kepentingan umum;</div><div style="text-align: center;">n. pengelolaan IUP atau IUPK; dan</div><div style="text-align: center;">o. jumlah, jenis, dan mutu hasil usaha pertambangan.</div><div style="text-align: center;">(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf</div><div style="text-align: center;">a, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, dan huruf l</div><div style="text-align: center;">dilakukan oleh inspektur tambang sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">ketentuan peraturan perundang- undangan.</div><div style="text-align: center;">(3) Dalam hal pemerintah daerah provinsi atau pemerintah</div><div style="text-align: center;">daerah kabupaten/kota belum mempunyai inspektur</div><div style="text-align: center;">tambang, Menteri menugaskan inspektur tambang yang</div><div style="text-align: center;">sudah diangkat untuk melaksanaan pembinaan dan</div><div style="text-align: center;">pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).</div><div style="text-align: center;">- 50 -</div><div style="text-align: center;">BAB XX . . .</div><div style="text-align: center;">Pasal 142</div><div style="text-align: center;">(1) Gubernur dan bupati/walikota wajib melaporkan</div><div style="text-align: center;">pelaksanaan usaha pertambangan di wilayahnya masingmasing</div><div style="text-align: center;">sekurang-kurangnya sekali dalam 6 (enam) bulan</div><div style="text-align: center;">kepada Menteri.</div><div style="text-align: center;">(2) Pemerintah dapat memberi teguran kepada pemerintah</div><div style="text-align: center;">daerah apabila dalam pelaksanaan kewenangannya tidak</div><div style="text-align: center;">sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini dan</div><div style="text-align: center;">ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.</div><div style="text-align: center;">Pasal 143</div><div style="text-align: center;">(1) Bupati/walikota melakukan pembinaan dan pengawasan</div><div style="text-align: center;">terhadap usaha pertambangan rakyat.</div><div style="text-align: center;">(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan</div><div style="text-align: center;">pengawasan pertambangan rakyat diatur dengan</div><div style="text-align: center;">peraturan daerah kabupaten/kota.</div><div style="text-align: center;">Pasal 144</div><div style="text-align: center;">Ketentuan lebih lanjut mengenai standar dan prosedur</div><div style="text-align: center;">pembinaan serta pengawasan sebagaimana dimaksud dalam</div><div style="text-align: center;">Pasal 139, Pasal 140, Pasal 141, Pasal 142, dan Pasal 143</div><div style="text-align: center;">diatur dengan peraturan pemerintah.</div><div style="text-align: center;">Bagian Kedua</div><div style="text-align: center;">Perlindungan Masyarakat</div><div style="text-align: center;">Pasal 145</div><div style="text-align: center;">(1) Masyarakat yang terkena dampak negatif langsung dari</div><div style="text-align: center;">kegiatan usaha pertambangan berhak:</div><div style="text-align: center;">a. memperoleh ganti rugi yang layak akibat kesalahan</div><div style="text-align: center;">dalam pengusahaan kegiatan pertambangan sesuai</div><div style="text-align: center;">dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">b. mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap</div><div style="text-align: center;">kerugian akibat pengusahaan pertambangan yang</div><div style="text-align: center;">menyalahi ketentuan.</div><div style="text-align: center;">(2) Ketentuan mengenai perlindungan masyarakat</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan</div><div style="text-align: center;">berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">- 51 -</div><div style="text-align: center;">b. melakukan . . .</div><div style="text-align: center;">BAB XX</div><div style="text-align: center;">PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SERTA</div><div style="text-align: center;">PENDIDIKAN DAN PELATIHAN</div><div style="text-align: center;">Bagian Kesatu</div><div style="text-align: center;">Penelitian dan Pengembangan</div><div style="text-align: center;">Pasal 146</div><div style="text-align: center;">Pemerintah dan pemerintah daerah wajib mendorong,</div><div style="text-align: center;">melaksanakan, dan/atau memfasilitasi pelaksanaan penelitian</div><div style="text-align: center;">dan pengembangan mineral dan batubara.</div><div style="text-align: center;">Bagian Kedua</div><div style="text-align: center;">Pendidikan dan Pelatihan</div><div style="text-align: center;">Pasal 147</div><div style="text-align: center;">Pemerintah dan pemerintah daerah wajib mendorong,</div><div style="text-align: center;">melaksanakan, dan/atau memfasilitasi pelaksanaan</div><div style="text-align: center;">pendidikan dan pelatihan di bidang pengusahaan mineral dan</div><div style="text-align: center;">batubara.</div><div style="text-align: center;">Pasal 148</div><div style="text-align: center;">Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dapat dilakukan</div><div style="text-align: center;">oleh Pemerintah, pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat.</div><div style="text-align: center;">BAB XXI</div><div style="text-align: center;">PENYIDIKAN</div><div style="text-align: center;">Pasal 149</div><div style="text-align: center;">(1) Selain penyidik pejabat polisi Negara Republik Indonesia,</div><div style="text-align: center;">pejabat pegawai negeri sipil yang lingkup tugas dan</div><div style="text-align: center;">tanggung jawabnya di bidang pertambangan diberi</div><div style="text-align: center;">wewenang khusus sebagai penyidik sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">ketentuan peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">(2) Penyidik pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud pada</div><div style="text-align: center;">ayat (1) berwenang:</div><div style="text-align: center;">a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau</div><div style="text-align: center;">keterangan berkenaan dengan tindak pidana dalam</div><div style="text-align: center;">kegiatan usaha pertambangan;</div><div style="text-align: center;">- 52 -</div><div style="text-align: center;">BAB XXII . . .</div><div style="text-align: center;">b. melakukan pemeriksaan terhadap orang atau badan</div><div style="text-align: center;">yang diduga melakukan tindak pidana dalam kegiatan</div><div style="text-align: center;">usaha pertambangan;</div><div style="text-align: center;">c. memanggil dan/atau mendatangkan secara paksa</div><div style="text-align: center;">orang untuk didengar dan diperiksa sebagai saksi atau</div><div style="text-align: center;">tersangka dalam perkara tindak pidana kegiatan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan;</div><div style="text-align: center;">d. menggeledah tempat dan/atau sarana yang diduga</div><div style="text-align: center;">digunakan untuk melakukan tindak pidana dalam</div><div style="text-align: center;">kegiatan usaha pertambangan;</div><div style="text-align: center;">e. melakukan pemeriksaan sarana dan prasarana</div><div style="text-align: center;">kegiatan usaha pertambangan dan menghentikan</div><div style="text-align: center;">penggunaan peralatan yang diduga digunakan untuk</div><div style="text-align: center;">melakukan tindak pidana;</div><div style="text-align: center;">f. menyegel dan/atau menyita alat kegiatan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan yang digunakan untuk melakukan</div><div style="text-align: center;">tindak pidana sebagai alat bukti;</div><div style="text-align: center;">g. mendatangkan dan/atau meminta bantuan tenaga ahli</div><div style="text-align: center;">yang diperlukan dalam hubungannya dengan</div><div style="text-align: center;">pemeriksaan perkara tindak pidana dalam kegiatan</div><div style="text-align: center;">usaha pertambangan; dan/atau</div><div style="text-align: center;">h. menghentikan penyidikan perkara tindak pidana</div><div style="text-align: center;">dalam kegiatan usaha pertambangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 150</div><div style="text-align: center;">(1) Penyidik pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud</div><div style="text-align: center;">dalam Pasal 149 dapat menangkap pelaku tindak pidana</div><div style="text-align: center;">dalam kegiatan usaha pertambangan.</div><div style="text-align: center;">(2) Penyidik pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud pada</div><div style="text-align: center;">ayat (1) memberitahukan dimulai penyidikan dan</div><div style="text-align: center;">menyerahkan hasil penyidikannya kepada pejabat polisi</div><div style="text-align: center;">negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan</div><div style="text-align: center;">peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">(3) Penyidik pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud pada</div><div style="text-align: center;">ayat (1) wajib menghentikan penyidikannya dalam hal</div><div style="text-align: center;">tidak terdapat cukup bukti dan/atau peristiwanya bukan</div><div style="text-align: center;">merupakan tindak pidana.</div><div style="text-align: center;">(4) Pelaksanaan kewenangan sebagaimana dimaksud pada</div><div style="text-align: center;">ayat (2) dan ayat (3) dilakukan sesuai dengan ketentuan</div><div style="text-align: center;">peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">- 53 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 155 . . .</div><div style="text-align: center;">BAB XXII</div><div style="text-align: center;">SANKSI ADMINISTRATIF</div><div style="text-align: center;">Pasal 151</div><div style="text-align: center;">(1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">kewenangannya berhak memberikan sanksi administratif</div><div style="text-align: center;">kepada pemegang IUP, IPR atau IUPK atas pelanggaran</div><div style="text-align: center;">ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat</div><div style="text-align: center;">(3), Pasal 40 ayat (5), Pasal 41, Pasal 43, Pasal 70, Pasal</div><div style="text-align: center;">71 ayat (1), Pasal 74 ayat (4), Pasal 74 ayat (6), Pasal 81</div><div style="text-align: center;">ayat (1), Pasal 93 ayat (3), Pasal 95, Pasal 96, Pasal 97,</div><div style="text-align: center;">Pasal 98, Pasal 99, Pasal 100, Pasal 102, Pasal 103, Pasal</div><div style="text-align: center;">105 ayat (3), Pasal 105 ayat (4), Pasal 107, Pasal 108 ayat</div><div style="text-align: center;">(1), Pasal 110, Pasal 111 ayat (1), Pasal 112 ayat (1), Pasal</div><div style="text-align: center;">114 ayat (2), Pasal 115 ayat (2), Pasal 125 ayat (3), Pasal</div><div style="text-align: center;">126 ayat (1), Pasal 128 ayat (1), Pasal 129 ayat (1), atau</div><div style="text-align: center;">Pasal 130 ayat (2).</div><div style="text-align: center;">(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)</div><div style="text-align: center;">berupa:</div><div style="text-align: center;">a. peringatan tertulis;</div><div style="text-align: center;">b. penghentian sementara sebagian atau seluruh</div><div style="text-align: center;">kegiatan eksplorasi atau operasi produksi; dan/atau</div><div style="text-align: center;">c. pencabutan IUP, IPR, atau IUPK.</div><div style="text-align: center;">Pasal 152</div><div style="text-align: center;">Dalam hal pemerintah daerah tidak melaksanakan ketentuan</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 dan hasil evaluasi</div><div style="text-align: center;">yang dilakukan oleh Menteri sebagaimana dimaksud dalam</div><div style="text-align: center;">Pasal 6 ayat (1) huruf j, Menteri dapat menghentikan</div><div style="text-align: center;">sementara dan/atau mencabut IUP atau IPR sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">ketentuan peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 153</div><div style="text-align: center;">Dalam hal pemerintah daerah berkeberatan terhadap</div><div style="text-align: center;">penghentian sementara dan/atau pencabutan IUP dan IPR</div><div style="text-align: center;">oleh Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 152,</div><div style="text-align: center;">pemerintah daerah dapat mengajukan keberatan sesuai</div><div style="text-align: center;">dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 154</div><div style="text-align: center;">Setiap sengketa yang muncul dalam pelaksanaan IUP, IPR,</div><div style="text-align: center;">atau IUPK diselesaikan melalui pengadilan dan arbitrase</div><div style="text-align: center;">dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.</div><div style="text-align: center;">- 54 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 160 . . .</div><div style="text-align: center;">Pasal 155</div><div style="text-align: center;">Segala akibat hukum yang timbul karena penghentian</div><div style="text-align: center;">sementara dan/atau pencabutan IUP, IPR atau IUPK</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat (2) huruf b dan</div><div style="text-align: center;">huruf c diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan</div><div style="text-align: center;">perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 156</div><div style="text-align: center;">Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan sanksi</div><div style="text-align: center;">administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 dan</div><div style="text-align: center;">Pasal 152 diatur dengan peraturan pemerintah.</div><div style="text-align: center;">Pasal 157</div><div style="text-align: center;">Pemerintah daerah yang tidak memenuhi ketentuan</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4) dikenai sanksi</div><div style="text-align: center;">administratif berupa penarikan sementara kewenangan atas</div><div style="text-align: center;">hak pengelolaan usaha pertambangan mineral dan batubara.</div><div style="text-align: center;">BAB XXIII</div><div style="text-align: center;">KETENTUAN PIDANA</div><div style="text-align: center;">Pasal 158</div><div style="text-align: center;">Setiap orang yang melakukan usaha penambangan tanpa IUP,</div><div style="text-align: center;">IPR atau IUPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, Pasal</div><div style="text-align: center;">40 ayat (3), Pasal 48, Pasal 67 ayat (1), Pasal 74 ayat (1) atau</div><div style="text-align: center;">ayat (5) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10</div><div style="text-align: center;">(sepuluh) tahun dan denda paling banyak</div><div style="text-align: center;">Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).</div><div style="text-align: center;">Pasal 159</div><div style="text-align: center;">Pemegang IUP, IPR, atau IUPK yang dengan sengaja</div><div style="text-align: center;">menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal</div><div style="text-align: center;">43 ayat (1), Pasal 70 huruf e, Pasal 81 ayat (1), Pasal 105 ayat</div><div style="text-align: center;">(4), Pasal 110, atau Pasal 111 ayat (1) dengan tidak benar</div><div style="text-align: center;">atau menyampaikan keterangan palsu dipidana dengan</div><div style="text-align: center;">pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda</div><div style="text-align: center;">paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).</div><div style="text-align: center;">- 55 -</div><div style="text-align: center;">(2) Selain . . .</div><div style="text-align: center;">Pasal 160</div><div style="text-align: center;">(1) Setiap orang yang melakukan eksplorasi tanpa memiliki</div><div style="text-align: center;">IUP atau IUPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37</div><div style="text-align: center;">atau Pasal 74 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan</div><div style="text-align: center;">paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak</div><div style="text-align: center;">Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).</div><div style="text-align: center;">(2) Setiap orang yang mempunyai IUP Eksplorasi tetapi</div><div style="text-align: center;">melakukan kegiatan operasi produksi dipidana</div><div style="text-align: center;">dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan</div><div style="text-align: center;">denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh</div><div style="text-align: center;">miliar rupiah).</div><div style="text-align: center;">Pasal 161</div><div style="text-align: center;">Setiap orang atau pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK</div><div style="text-align: center;">Operasi Produksi yang menampung, memanfaatkan,</div><div style="text-align: center;">melakukan pengolahan dan pemurnian, pengangkutan,</div><div style="text-align: center;">penjualan mineral dan batubara yang bukan dari pemegang</div><div style="text-align: center;">IUP, IUPK, atau izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37,</div><div style="text-align: center;">Pasal 40 ayat (3), Pasal 43 ayat (2), Pasal 48, Pasal 67 ayat (1),</div><div style="text-align: center;">Pasal 74 ayat (1), Pasal 81 ayat (2), Pasal 103 ayat (2), Pasal</div><div style="text-align: center;">104 ayat (3), atau Pasal 105 ayat (1) dipidana dengan pidana</div><div style="text-align: center;">penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling</div><div style="text-align: center;">banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).</div><div style="text-align: center;">Pasal 162</div><div style="text-align: center;">Setiap orang yang merintangi atau mengganggu kegiatan</div><div style="text-align: center;">usaha pertambangan dari pemegang IUP atau IUPK yang telah</div><div style="text-align: center;">memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal</div><div style="text-align: center;">136 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1</div><div style="text-align: center;">(satu) tahun atau denda paling banyak Rp100.000.000,00</div><div style="text-align: center;">(seratus juta rupiah).</div><div style="text-align: center;">Pasal 163</div><div style="text-align: center;">(1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam</div><div style="text-align: center;">bab ini dilakukan oleh suatu badan hukum, selain pidana</div><div style="text-align: center;">penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang</div><div style="text-align: center;">dapat dijatuhkan terhadap badan hukum tersebut berupa</div><div style="text-align: center;">pidana denda dengan pemberatan ditambah 1/3 (satu per</div><div style="text-align: center;">tiga) kali dari ketentuan maksimum pidana denda yang</div><div style="text-align: center;">dijatuhkan.</div><div style="text-align: center;">- 56 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 168 . . .</div><div style="text-align: center;">(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat</div><div style="text-align: center;">(1), badan hukum dapat dijatuhi pidana tambahan</div><div style="text-align: center;">berupa:</div><div style="text-align: center;">a. pencabutan izin usaha; dan/atau</div><div style="text-align: center;">b. pencabutan status badan hukum.</div><div style="text-align: center;">Pasal 164</div><div style="text-align: center;">Selain ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158,</div><div style="text-align: center;">Pasal 159, Pasal 160, Pasal 161, dan Pasal 162 kepada pelaku</div><div style="text-align: center;">tindak pidana dapat dikenai pidana tambahan berupa:</div><div style="text-align: center;">a. perampasan barang yang digunakan dalam melakukan</div><div style="text-align: center;">tindak pidana;</div><div style="text-align: center;">b. perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak</div><div style="text-align: center;">pidana; dan/atau</div><div style="text-align: center;">c. kewajiban membayar biaya yang timbul akibat tindak</div><div style="text-align: center;">pidana.</div><div style="text-align: center;">Pasal 165</div><div style="text-align: center;">Setiap orang yang mengeluarkan IUP, IPR, atau IUPK yang</div><div style="text-align: center;">bertentangan dengan Undang-Undang ini dan</div><div style="text-align: center;">menyalahgunakan kewenangannya diberi sanksi pidana paling</div><div style="text-align: center;">lama 2 (dua) tahun penjara dan denda paling banyak</div><div style="text-align: center;">Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).</div><div style="text-align: center;">BAB XXIV</div><div style="text-align: center;">KETENTUAN LAIN-LAIN</div><div style="text-align: center;">Pasal 166</div><div style="text-align: center;">Setiap masalah yang timbul terhadap pelaksanaan IUP, IPR,</div><div style="text-align: center;">atau IUPK yang berkaitan dengan dampak lingkungan</div><div style="text-align: center;">diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 167</div><div style="text-align: center;">WP dikelola oleh Menteri dalam suatu sistem informasi WP</div><div style="text-align: center;">yang terintegrasi secara nasional untuk melakukan</div><div style="text-align: center;">penyeragaman mengenai sistem koordinat dan peta dasar</div><div style="text-align: center;">dalam penerbitan WUP, WIUP, WPR, WPN, WUPK, dan</div><div style="text-align: center;">WIUPK.</div><div style="text-align: center;">- 57 -</div><div style="text-align: center;">(2) Dalam . . .</div><div style="text-align: center;">Pasal 168</div><div style="text-align: center;">Untuk meningkatkan investasi di bidang pertambangan,</div><div style="text-align: center;">Pemerintah dapat memberikan keringanan dan fasilitas</div><div style="text-align: center;">perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan</div><div style="text-align: center;">kecuali ditentukan lain dalam IUP atau IUPK.</div><div style="text-align: center;">BAB XXV</div><div style="text-align: center;">KETENTUAN PERALIHAN</div><div style="text-align: center;">Pasal 169</div><div style="text-align: center;">Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:</div><div style="text-align: center;">a. Kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan</div><div style="text-align: center;">pertambangan batubara yang telah ada sebelum</div><div style="text-align: center;">berlakunya Undang-Undang ini tetap diberlakukan</div><div style="text-align: center;">sampai jangka waktu berakhirnya kontrak/perjanjian.</div><div style="text-align: center;">b. Ketentuan yang tercantum dalam pasal kontrak karya</div><div style="text-align: center;">dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan</div><div style="text-align: center;">batubara sebagaimana dimaksud pada huruf a</div><div style="text-align: center;">disesuaikan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak</div><div style="text-align: center;">Undang-Undang ini diundangkan kecuali mengenai</div><div style="text-align: center;">penerimaan negara.</div><div style="text-align: center;">c. Pengecualian terhadap penerimaan negara sebagaimana</div><div style="text-align: center;">dimaksud pada huruf b adalah upaya peningkatan</div><div style="text-align: center;">penerimaan negara.</div><div style="text-align: center;">Pasal 170</div><div style="text-align: center;">Pemegang kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam Pasal</div><div style="text-align: center;">169 yang sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian</div><div style="text-align: center;">sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 ayat (1) selambatlambatnya</div><div style="text-align: center;">5 (lima) tahun sejak Undang-Undang ini</div><div style="text-align: center;">diundangkan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 171</div><div style="text-align: center;">(1) Pemegang kontrak karya dan perjanjian karya</div><div style="text-align: center;">pengusahaan pertambangan batubara sebagaimana</div><div style="text-align: center;">dimaksud dalam Pasal 169 yang telah melakukan</div><div style="text-align: center;">tahapan kegiatan eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,</div><div style="text-align: center;">atau operasi produksi paling lambat 1 (satu) tahun sejak</div><div style="text-align: center;">berlakunya Undang-Undang ini harus menyampaikan</div><div style="text-align: center;">rencana kegiatan pada seluruh wilayah</div><div style="text-align: center;">kontrak/perjanjian sampai dengan jangka waktu</div><div style="text-align: center;">berakhirnya kontrak/perjanjian untuk mendapatkan</div><div style="text-align: center;">persetujuan pemerintah.</div><div style="text-align: center;">- 58 -</div><div style="text-align: center;">Agar . . .</div><div style="text-align: center;">(2) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat</div><div style="text-align: center;">(1) tidak terpenuhi, luas wilayah pertambangan yang telah</div><div style="text-align: center;">diberikan kepada pemegang kontrak karya dan perjanjian</div><div style="text-align: center;">karya pengusahaan pertambangan batubara disesuaikan</div><div style="text-align: center;">dengan Undang-Undang ini.</div><div style="text-align: center;">Pasal 172</div><div style="text-align: center;">Permohonan kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan</div><div style="text-align: center;">pertambangan batubara yang telah diajukan kepada Menteri</div><div style="text-align: center;">paling lambat 1 (satu) tahun sebelum berlakunya Undang-</div><div style="text-align: center;">Undang ini dan sudah mendapatkan surat persetujuan prinsip</div><div style="text-align: center;">atau surat izin penyelidikan pendahuluan tetap dihormati dan</div><div style="text-align: center;">dapat diproses perizinannya tanpa melalui lelang berdasarkan</div><div style="text-align: center;">Undang-Undang ini.</div><div style="text-align: center;">BAB XXVI</div><div style="text-align: center;">KETENTUAN PENUTUP</div><div style="text-align: center;">Pasal 173</div><div style="text-align: center;">(1) Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-</div><div style="text-align: center;">Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-</div><div style="text-align: center;">Ketentuan Pokok Pertambangan (Lembaran Negara</div><div style="text-align: center;">Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 22, Tambahan</div><div style="text-align: center;">Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2831)</div><div style="text-align: center;">dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.</div><div style="text-align: center;">(2) Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua</div><div style="text-align: center;">Peraturan Perundang-undangan yang merupakan</div><div style="text-align: center;">peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 11</div><div style="text-align: center;">Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok</div><div style="text-align: center;">Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia</div><div style="text-align: center;">Tahun 1967 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara</div><div style="text-align: center;">Republik Indonesia Nomor 2831) dinyatakan masih tetap</div><div style="text-align: center;">berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan</div><div style="text-align: center;">dalam Undang-Undang ini.</div><div style="text-align: center;">Pasal 174</div><div style="text-align: center;">Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus telah</div><div style="text-align: center;">ditetapkan dalam waktu 1 (satu) tahun sejak Undang-Undang</div><div style="text-align: center;">ini diundangkan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 175</div><div style="text-align: center;">Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.</div><div style="text-align: center;">- 59 -</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan</div><div style="text-align: center;">pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya</div><div style="text-align: center;">dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">Disahkan di Jakarta</div><div style="text-align: center;">pada tanggal 12 Januari 2009</div><div style="text-align: center;">PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,</div><div style="text-align: center;">ttd.</div><div style="text-align: center;">DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">Diundangkan di Jakarta</div><div style="text-align: center;">pada tanggal 12 Januari 2009</div><div style="text-align: center;">MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA</div><div style="text-align: center;">REPUBLIK INDONESIA,</div><div style="text-align: center;">ttd.</div><div style="text-align: center;">ANDI MATTALATTA</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009 NOMOR 4</div><div style="text-align: center;"></div><div style="text-align: center;">Salinan sesuai dengan aslinya</div><div style="text-align: center;">SEKRETARIAT NEGARA RI</div><div style="text-align: center;">Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan</div><div style="text-align: center;">Bidang Perekonomian dan Industri,</div><div style="text-align: center;">ttd.</div><div style="text-align: center;">Setio Sapto Nugroho</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">PENJELASAN</div><div style="text-align: center;">ATAS</div><div style="text-align: center;">UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA</div><div style="text-align: center;">NOMOR 4 TAHUN 2009</div><div style="text-align: center;">TENTANG</div><div style="text-align: center;">PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA</div><div style="text-align: center;">I. UMUM</div><div style="text-align: center;">Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (3) menegaskan bahwa</div><div style="text-align: center;">bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh</div><div style="text-align: center;">negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.</div><div style="text-align: center;">Mengingat mineral dan batubara sebagai kekayaan alam yang terkandung</div><div style="text-align: center;">di dalam bumi merupakan sumber daya alam yang tak terbarukan,</div><div style="text-align: center;">pengelolaannya perlu dilakukan seoptimal mungkin, efisien, transparan,</div><div style="text-align: center;">berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, serta berkeadilan agar</div><div style="text-align: center;">memperoleh manfaat sebesar-besar bagi kemakmuran rakyat secara</div><div style="text-align: center;">berkelanjutan.</div><div style="text-align: center;">Guna memenuhi ketentuan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar</div><div style="text-align: center;">1945 tersebut, telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967</div><div style="text-align: center;">tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan. Undang-undang</div><div style="text-align: center;">tersebut selama lebih kurang empat dasawarsa sejak diberlakukannya telah</div><div style="text-align: center;">dapat memberikan sumbangan yang penting bagi pembangunan nasional.</div><div style="text-align: center;">Dalam perkembangan lebih lanjut, undang-undang tersebut yang</div><div style="text-align: center;">materi muatannya bersifat sentralistik sudah tidak sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">perkembangan situasi sekarang dan tantangan di masa depan. Di samping</div><div style="text-align: center;">itu, pembangunan pertambangan harus menyesuaikan diri dengan</div><div style="text-align: center;">perubahan lingkungan strategis, baik bersifat nasional maupun</div><div style="text-align: center;">internasional. Tantangan utama yang dihadapi oleh pertambangan mineral</div><div style="text-align: center;">dan batubara adalah pengaruh globalisasi yang mendorong demokratisasi,</div><div style="text-align: center;">otonomi daerah, hak asasi manusia, lingkungan hidup, perkembangan</div><div style="text-align: center;">teknologi dan informasi, hak atas kekayaan intelektual serta tuntutan</div><div style="text-align: center;">peningkatan peran swasta dan masyarakat.</div><div style="text-align: center;">Untuk menghadapi tantangan lingkungan strategis dan menjawab</div><div style="text-align: center;">sejumlah permasalahan tersebut, perlu disusun peraturan perundangundangan</div><div style="text-align: center;">baru di bidang pertambangan mineral dan batubara yang dapat</div><div style="text-align: center;">memberikan landasan hukum bagi langkah-langkah pembaruan dan</div><div style="text-align: center;">penataan kembali kegiatan pengelolaan dan pengusahaan pertambangan</div><div style="text-align: center;">mineral dan batubara.</div><div style="text-align: center;">Undang-Undang . . .</div><div style="text-align: center;">- 2 -</div><div style="text-align: center;">Undang-Undang ini mengandung pokok-pokok pikiran sebagai berikut:</div><div style="text-align: center;">1. Mineral dan batubara sebagai sumber daya yang tak terbarukan</div><div style="text-align: center;">dikuasai oleh negara dan pengembangan serta pendayagunaannya</div><div style="text-align: center;">dilaksanakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah bersama dengan</div><div style="text-align: center;">pelaku usaha.</div><div style="text-align: center;">2. Pemerintah selanjutnya memberikan kesempatan kepada badan usaha</div><div style="text-align: center;">yang berbadan hukum Indonesia, koperasi, perseorangan, maupun</div><div style="text-align: center;">masyarakat setempat untuk melakukan pengusahaan mineral dan</div><div style="text-align: center;">batubara berdasarkan izin, yang sejalan dengan otonomi daerah,</div><div style="text-align: center;">diberikan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan</div><div style="text-align: center;">kewenangannya masing-masing.</div><div style="text-align: center;">3. Dalam rangka penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah,</div><div style="text-align: center;">pengelolaan pertambangan mineral dan batubara dilaksanakan</div><div style="text-align: center;">berdasarkan prinsip eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi yang</div><div style="text-align: center;">melibatkan Pemerintah dan pemerintah daerah.</div><div style="text-align: center;">4. Usaha pertambangan harus memberi manfaat ekonomi dan sosial yang</div><div style="text-align: center;">sebesar-besar bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.</div><div style="text-align: center;">5. Usaha pertambangan harus dapat mempercepat pengembangan wilayah</div><div style="text-align: center;">dan mendorong kegiatan ekonomi masyarakat/pengusaha kecil dan</div><div style="text-align: center;">menengah serta mendorong tumbuhnya industri penunjang</div><div style="text-align: center;">pertambangan.</div><div style="text-align: center;">6. Dalam rangka terciptanya pembangunan berkelanjutan, kegiatan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan harus dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip</div><div style="text-align: center;">lingkungan hidup, transparansi, dan partisipasi masyarakat.</div><div style="text-align: center;">II. PASAL DEMI PASAL</div><div style="text-align: center;">Pasal 1</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 2</div><div style="text-align: center;">Huruf a</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf b</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf c</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf d . . .</div><div style="text-align: center;">- 3 -</div><div style="text-align: center;">Huruf d</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan asas berkelanjutan dan berwawasan</div><div style="text-align: center;">lingkungan adalah asas yang secara terencana</div><div style="text-align: center;">mengintegrasikan dimensi ekonomi, lingkungan, dan sosial</div><div style="text-align: center;">budaya dalam keseluruhan usaha pertambangan mineral dan</div><div style="text-align: center;">batubara untuk mewujudkan kesejahteraan masa kini dan</div><div style="text-align: center;">masa mendatang.</div><div style="text-align: center;">Pasal 3</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 4</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 5</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 6</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Huruf a</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf b</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf c</div><div style="text-align: center;">Standar nasional di bidang pertambangan mineral dan</div><div style="text-align: center;">batubara adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang</div><div style="text-align: center;">dibakukan.</div><div style="text-align: center;">Huruf d</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf e</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf f</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf g</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf h</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf i</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf j . . .</div><div style="text-align: center;">- 4 -</div><div style="text-align: center;">Huruf j</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf k</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf l</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf m</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf n</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf o</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf p</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf q</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf r</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf s</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan neraca sumber daya mineral dan</div><div style="text-align: center;">batubara tingkat nasional adalah neraca yang</div><div style="text-align: center;">menggambarkan jumlah sumber daya, cadangan, dan</div><div style="text-align: center;">produksi mineral dan batubara secara nasional.</div><div style="text-align: center;">Huruf t</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf u</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 7</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 8 . . .</div><div style="text-align: center;">- 5 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 8</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 9</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 10</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 11</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 12</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 13</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 14</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 15</div><div style="text-align: center;">Kewenangan yang dilimpahkan adalah kewenangan dalam</div><div style="text-align: center;">menetapkan WUP untuk mineral bukan logam dan batuan dalam</div><div style="text-align: center;">satu kabupaten/kota atau lintas kabupaten/kota.</div><div style="text-align: center;">Pasal 16</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 17</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan luas adalah luas maksimum dan luas</div><div style="text-align: center;">minimum.</div><div style="text-align: center;">Penentuan batas dilakukan berdasarkan keahlian yang diterima oleh</div><div style="text-align: center;">semua pihak.</div><div style="text-align: center;">Pasal 18</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 19</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 20</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 21</div><div style="text-align: center;">Penetapan WPR didasarkan pada perencanaan dengan melakukan</div><div style="text-align: center;">sinkronisasi data dan informasi melalui sistem informasi WP.</div><div style="text-align: center;">Pasal 22 . . .</div><div style="text-align: center;">- 6 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 22</div><div style="text-align: center;">Huruf a</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan tepi dan tepi sungai adalah daerah</div><div style="text-align: center;">akumulasi pengayaan mineral sekunder (pay streak) dalam</div><div style="text-align: center;">suatu meander sungai.</div><div style="text-align: center;">Huruf b</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf c</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf d</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf e</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf f</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 23</div><div style="text-align: center;">Pengumuman rencana WPR dilakukan di kantor desa/kelurahan dan</div><div style="text-align: center;">kantor/instansi terkait; dilengkapi dengan peta situasi yang</div><div style="text-align: center;">menggambarkan lokasi, luas, dan batas serta daftar koordinat; dan</div><div style="text-align: center;">dilengkapi daftar pemegang hak atas tanah yang berada dalam WPR.</div><div style="text-align: center;">Pasal 24</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 25</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 26</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 27</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Penetapan WPN untuk kepentingan nasional dimaksudkan untuk</div><div style="text-align: center;">mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, ketahanan energi</div><div style="text-align: center;">dan industri strategis nasional, serta meningkatkan daya saing</div><div style="text-align: center;">nasional dalam menghadapi tantangan global.</div><div style="text-align: center;">Yang. . .</div><div style="text-align: center;">- 7 -</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan komoditas tertentu antara lain tembaga,</div><div style="text-align: center;">timah, emas, besi, nikel, dan bauksit serta batubara.</div><div style="text-align: center;">Konservasi yang dimaksud juga mencakup upaya pengelolaan</div><div style="text-align: center;">mineral dan/atau batubara yang keberadaannya terbatas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan sebagian luas wilayahnya adalah untuk</div><div style="text-align: center;">menentukan persentase besaran luas wilayah yang akan</div><div style="text-align: center;">diusahakan.</div><div style="text-align: center;">Ayat (3)</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan batasan waktu adalah WPN yang</div><div style="text-align: center;">ditetapkan untuk konservasi dapat diusahakan setelah melewati</div><div style="text-align: center;">jangka waktu tertentu.</div><div style="text-align: center;">Ayat (4)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 28</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 29</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan koordinasi adalah mengakomodasi</div><div style="text-align: center;">semua kepentingan daerah yang terkait dengan WUPK sesuai</div><div style="text-align: center;">dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 30</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 31</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan luas adalah luas maksimum dan luas</div><div style="text-align: center;">minimum.</div><div style="text-align: center;">Penentuan batas dilakukan berdasarkan keahlian yang diterima oleh</div><div style="text-align: center;">semua pihak.</div><div style="text-align: center;">Pasal 32</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 33</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 34. . .</div><div style="text-align: center;">- 8 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 34</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Huruf a</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf b</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Huruf a</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan pertambangan mineral radioaktif</div><div style="text-align: center;">adalah pertambangan sebagaimana diatur dalam peraturan</div><div style="text-align: center;">perundang-undangan di bidang ketenaganukliran.</div><div style="text-align: center;">Huruf b</div><div style="text-align: center;">Pertambangan mineral logam dalam ketentuan ini</div><div style="text-align: center;">termasuk mineral ikutannya.</div><div style="text-align: center;">Huruf c</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf d</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (3)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 35</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 36</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 37</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 38</div><div style="text-align: center;">Huruf a</div><div style="text-align: center;">Badan usaha dalam ketentuan ini meliputi juga badan usaha</div><div style="text-align: center;">milik negara dan badan usaha milik daerah.</div><div style="text-align: center;">Huruf b</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf c. . .</div><div style="text-align: center;">- 9 -</div><div style="text-align: center;">Huruf c</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 39</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Huruf a</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf b</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf c</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf d</div><div style="text-align: center;">Jaminan kesungguhan dalam ketentuan ini termasuk</div><div style="text-align: center;">biaya pengelolaan lingkungan akibat kegiatan eksplorasi.</div><div style="text-align: center;">Huruf e</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf f</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf g</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf h</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf i</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf j</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf k</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf l</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf m</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf n. . .</div><div style="text-align: center;">- 10 -</div><div style="text-align: center;">Huruf n</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 40</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 41</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 42</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Jangka waktu 8 (delapan) tahun meliputi penyelidikan umum 1</div><div style="text-align: center;">(satu) tahun; eksplorasi 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang 2</div><div style="text-align: center;">(dua) kali masing-masing 1 (satu) tahun; serta studi kelayakan</div><div style="text-align: center;">1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali 1 (satu)</div><div style="text-align: center;">tahun.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Jangka waktu 3 (tiga) tahun meliputi penyelidikan umum 1</div><div style="text-align: center;">(satu) tahun, eksplorasi 1 (satu) tahun, dan studi kelayakan 1</div><div style="text-align: center;">(satu) tahun.</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan mineral bukan logam jenis tertentu</div><div style="text-align: center;">adalah antara lain batu gamping untuk industri semen, intan,</div><div style="text-align: center;">dan batu mulia.</div><div style="text-align: center;">Jangka waktu 7 (tujuh) tahun meliputi penyelidikan umum 1</div><div style="text-align: center;">(satu) tahun; eksplorasi 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang 1</div><div style="text-align: center;">(satu) kali 1 (satu) tahun; serta studi kelayakan 1 (satu) tahun</div><div style="text-align: center;">dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali 1 (satu) tahun.</div><div style="text-align: center;">Ayat (3)</div><div style="text-align: center;">Jangka waktu 3 (tiga) tahun meliputi penyelidikan umum 1</div><div style="text-align: center;">(satu) tahun, eksplorasi 1 (satu) tahun, dan studi kelayakan 1</div><div style="text-align: center;">(satu) tahun.</div><div style="text-align: center;">Ayat (4)</div><div style="text-align: center;">Jangka waktu 7 (tujuh) tahun meliputi penyelidikan umum 1</div><div style="text-align: center;">(satu) tahun; eksplorasi 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang 2</div><div style="text-align: center;">(dua) kali masing-masing 1 (satu) tahun; serta studi kelayakan</div><div style="text-align: center;">2 (dua) tahun.</div><div style="text-align: center;">Pasal 43 . . .</div><div style="text-align: center;">- 11 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 43</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 44</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 45</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 46</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan data hasil kajian studi kelayakan</div><div style="text-align: center;">merupakan sinkronisasi data milik Pemerintah dan pemerintah</div><div style="text-align: center;">daerah.</div><div style="text-align: center;">Pasal 47</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dalam ketentuan ini</div><div style="text-align: center;">termasuk jangka waktu untuk konstruksi selama 2 (dua)</div><div style="text-align: center;">tahun.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Cukup Jelas</div><div style="text-align: center;">Ayat (3)</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan mineral bukan logam jenis tertentu</div><div style="text-align: center;">adalah antara lain batu gamping untuk industri semen, intan,</div><div style="text-align: center;">dan batu mulia.</div><div style="text-align: center;">Jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dalam ketentuan ini</div><div style="text-align: center;">termasuk jangka waktu untuk konstruksi selama 2 (dua)</div><div style="text-align: center;">tahun.</div><div style="text-align: center;">Ayat (4)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (5)</div><div style="text-align: center;">Jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dalam ketentuan ini</div><div style="text-align: center;">termasuk jangka waktu untuk konstruksi selama 2 (dua)</div><div style="text-align: center;">tahun.</div><div style="text-align: center;">Pasal 48 . . .</div><div style="text-align: center;">- 12 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 48</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 49</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 50</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 51</div><div style="text-align: center;">Pertambangan mineral logam dalam ketentuan ini termasuk mineral</div><div style="text-align: center;">ikutannya.</div><div style="text-align: center;">Pasal 52</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Apabila dalam WIUP terdapat mineral lain yang berbeda</div><div style="text-align: center;">keterdapatannya secara vertikal maupun horizontal, pihak lain</div><div style="text-align: center;">dapat mengusahakan mineral tersebut.</div><div style="text-align: center;">Ayat (3)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 53</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 54</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 55</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Apabila dalam WIUP terdapat mineral lain yang berbeda</div><div style="text-align: center;">keterdapatannya secara vertikal maupun horizontal, pihak lain</div><div style="text-align: center;">dapat mengusahakan mineral tersebut.</div><div style="text-align: center;">Ayat (3)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 56</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 57. . .</div><div style="text-align: center;">- 13 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 57</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 58</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Apabila dalam WIUP terdapat mineral lain yang berbeda</div><div style="text-align: center;">keterdapatannya secara vertikal maupun horizontal, pihak lain</div><div style="text-align: center;">dapat mengusahakan mineral tersebut.</div><div style="text-align: center;">Ayat (3)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 59</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 60</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 61</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Apabila dalam WIUP terdapat mineral lain yang berbeda</div><div style="text-align: center;">keterdapatannya secara vertikal maupun horizontal, pihak lain</div><div style="text-align: center;">dapat mengusahakan mineral tersebut.</div><div style="text-align: center;">Ayat (3)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 62</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 63</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 64</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 65</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 66. . .</div><div style="text-align: center;">- 14 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 66</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 67</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (3)</div><div style="text-align: center;">Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini</div><div style="text-align: center;">disertai dengan meterai cukup dan dilampiri rekomendasi dari</div><div style="text-align: center;">kepala desa/lurah/kepala adat mengenai kebenaran riwayat</div><div style="text-align: center;">pemohon untuk memperoleh prioritas dalam mendapatkan IPR.</div><div style="text-align: center;">Pasal 68</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 69</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 70</div><div style="text-align: center;">Huruf a</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf b</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf c</div><div style="text-align: center;">Kegiatan pengelolaan lingkungan hidup meliputi pencegahan</div><div style="text-align: center;">dan penanggulangan pencemaran serta pemulihan fungsi</div><div style="text-align: center;">lingkungan hidup, termasuk reklamasi lahan bekas tambang.</div><div style="text-align: center;">Huruf d</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf e</div><div style="text-align: center;">Laporan disampaikan setiap 4 (empat) bulan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 71</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 72</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 73. . .</div><div style="text-align: center;">- 15 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 73</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 74</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan memperhatikan kepentingan daerah</div><div style="text-align: center;">adalah dalam rangka pemberdayaan daerah.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Pertambangan mineral logam dalam ketentuan ini termasuk</div><div style="text-align: center;">mineral ikutannya.</div><div style="text-align: center;">Ayat (3)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (4)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (5)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (6)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (7)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 75</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 76</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 77</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan data hasil kajian studi kelayakan</div><div style="text-align: center;">merupakan sinkronisasi data milik Pemerintah dan pemerintah</div><div style="text-align: center;">daerah.</div><div style="text-align: center;">Pasal 78</div><div style="text-align: center;">Huruf a</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf b. . .</div><div style="text-align: center;">- 16 -</div><div style="text-align: center;">Huruf b</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf c</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf d</div><div style="text-align: center;">Jaminan kesungguhan termasuk di dalamnya biaya</div><div style="text-align: center;">pengelolaan lingkungan akibat kegiatan eksplorasi.</div><div style="text-align: center;">Huruf e</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf f</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf g</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf h</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf i</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf j</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf k</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf l</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf m</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf n</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 79</div><div style="text-align: center;">Huruf a</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf b. . .</div><div style="text-align: center;">- 17 -</div><div style="text-align: center;">Huruf b</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf c</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf d</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf e</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf f</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf g</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf h</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf i</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf j</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf k</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf l</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf m</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf n</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf o</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf p</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf q . . .</div><div style="text-align: center;">- 18 -</div><div style="text-align: center;">Huruf q</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf r</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf s</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf t</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf u</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf v</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf w</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf x</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf y</div><div style="text-align: center;">Pencantuman divestasi saham hanya berlaku apabila sahamnya</div><div style="text-align: center;">dimiliki oleh asing sesuai dengan ketentuan peraturan</div><div style="text-align: center;">perundang-undangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 80</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 81</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 82</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 83</div><div style="text-align: center;">Huruf a</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf b</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf c. . .</div><div style="text-align: center;">- 19 -</div><div style="text-align: center;">Huruf c</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf d</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf e</div><div style="text-align: center;">Jangka waktu 8 (delapan) tahun meliputi penyelidikan umum 1</div><div style="text-align: center;">(satu) tahun; eksplorasi 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang 2</div><div style="text-align: center;">(dua) kali masing-masing 1 (satu) tahun; serta studi kelayakan</div><div style="text-align: center;">1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali 1 (satu)</div><div style="text-align: center;">tahun.</div><div style="text-align: center;">Huruf f</div><div style="text-align: center;">Jangka waktu 7 (tujuh) tahun meliputi penyelidikan umum 1</div><div style="text-align: center;">(satu) tahun; eksplorasi 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang 2</div><div style="text-align: center;">(dua) kali masing-masing 1 (satu) tahun; serta studi kelayakan</div><div style="text-align: center;">2 (dua) tahun.</div><div style="text-align: center;">Huruf g</div><div style="text-align: center;">Jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dalam ketentuan ini</div><div style="text-align: center;">termasuk jangka waktu untuk konstruksi selama 2 (dua)</div><div style="text-align: center;">tahun.</div><div style="text-align: center;">Pasal 84</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 85</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 86</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 87</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 88</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 89</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 90</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 91. . .</div><div style="text-align: center;">- 20 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 91</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 92</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 93</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud eksplorasi tahapan tertentu dalam ketentuan</div><div style="text-align: center;">ini yaitu telah ditemukan 2 (dua) wilayah prospek dalam</div><div style="text-align: center;">kegiatan eksplorasi.</div><div style="text-align: center;">Ayat (3)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 94</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 95</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 96</div><div style="text-align: center;">Huruf a</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf b</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf c</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf d</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf e</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan sisa tambang meliputi antara lain</div><div style="text-align: center;">tailing dan limbah batubara.</div><div style="text-align: center;">Pasal 97</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 98 . . .</div><div style="text-align: center;">- 21 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 98</div><div style="text-align: center;">Ketentuan ini dimaksudkan mengingat usaha pertambangan pada</div><div style="text-align: center;">sumber air dapat mengakibatkan perubahan morfologi sumber air,</div><div style="text-align: center;">baik pada kawasan hulu maupun hilir.</div><div style="text-align: center;">Pasal 99</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 100</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 101</div><div style="text-align: center;">Ketentuan mengenai dana jaminan reklamasi dan dana jaminan</div><div style="text-align: center;">pascatambang berisi, antara lain, besaran, tata cara penyetoran dan</div><div style="text-align: center;">pencairan, serta pelaporan penggunaan dana jaminan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 102</div><div style="text-align: center;">Nilai tambah dalam ketentuan ini dimaksudkan untuk meningkatkan</div><div style="text-align: center;">produk akhir dari usaha pertambangan atau pemanfaatan terhadap</div><div style="text-align: center;">mineral ikutan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 103</div><div style="text-align: center;">ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Kewajiban untuk melakukan pengolahan dan pemurnian di</div><div style="text-align: center;">dalam negeri dimaksudkan, antara lain, untuk meningkatkan</div><div style="text-align: center;">dan mengoptimalkan nilai tambang dari produk, tersedianya</div><div style="text-align: center;">bahan baku industri, penyerapan tenaga kerja, dan</div><div style="text-align: center;">peningkatan penerimaan negara.</div><div style="text-align: center;">ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">ayat (3)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 104</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 105</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan terlebih dahulu memiliki IUP Operasi</div><div style="text-align: center;">Produksi untuk penjualan dalam ketentuan ini adalah</div><div style="text-align: center;">pengurusan izin pengangkutan dan penjualan atas mineral</div><div style="text-align: center;">dan/atau batubara yang tergali.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2). . .</div><div style="text-align: center;">- 22 -</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Izin diberikan setelah terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan</div><div style="text-align: center;">dan evaluasi atas mineral dan/atau batubara yang tergali oleh</div><div style="text-align: center;">instansi teknis terkait.</div><div style="text-align: center;">Ayat (3)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (4)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 106</div><div style="text-align: center;">Pemanfaatan tenaga kerja setempat tetap mempertimbangkan</div><div style="text-align: center;">kompetensi tenaga kerja dan keahlian tenaga kerja yang tersedia.</div><div style="text-align: center;">Ketentuan ini dimaksudkan untuk mendukung dan</div><div style="text-align: center;">menumbuhkembangkan kemampuan nasional agar lebih mampu</div><div style="text-align: center;">bersaing.</div><div style="text-align: center;">Pasal 107</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 108</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan masyarakat adalah masyarakat yang</div><div style="text-align: center;">berdomisili di sekitar operasi pertambangan.</div><div style="text-align: center;">Pasal 109</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 110</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 111</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 112</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 113</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Huruf a . . .</div><div style="text-align: center;">- 23 -</div><div style="text-align: center;">Huruf a</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud keadaan kahar (force majeur) dalam ayat</div><div style="text-align: center;">ini, antara lain, perang, kerusuhan sipil, pemberontakan,</div><div style="text-align: center;">epidemi, gempa bumi, banjir, kebakaran, dan bencana</div><div style="text-align: center;">alam di luar kemampuan manusia.</div><div style="text-align: center;">Huruf b</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud keadaan yang menghalangi dalam ayat</div><div style="text-align: center;">ini, antara lain, blokade, pemogokan, dan perselisihan</div><div style="text-align: center;">perburuhan di luar kesalahan pemegang IUP atau IUPK</div><div style="text-align: center;">dan peraturan perundang-undangan yang diterbitkan</div><div style="text-align: center;">oleh Pemerintah yang menghambat kegiatan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan yang sedang berjalan.</div><div style="text-align: center;">Huruf c</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (3)</div><div style="text-align: center;">Permohonan menjelaskan kondisi keadaan kahar dan/atau</div><div style="text-align: center;">keadaan yang menghalangi sehingga mengakibatkan</div><div style="text-align: center;">penghentian sebagian atau seluruh kegiatan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan.</div><div style="text-align: center;">Ayat (4)</div><div style="text-align: center;">Permohonan masyarakat memuat penjelasan keadaan kondisi</div><div style="text-align: center;">daya dukung lingkungan wilayah yang dikaitkan dengan</div><div style="text-align: center;">aktivitas kegiatan penambangan.</div><div style="text-align: center;">Ayat (5)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 114</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 115</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 116</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 117</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 118 . . .</div><div style="text-align: center;">- 24 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 118</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan alasan yang jelas dalam ketentuan ini</div><div style="text-align: center;">antara lain tidak ditemukannya prospek secara teknis,</div><div style="text-align: center;">ekonomis, atau lingkungan.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 119</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 120</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan peningkatan adalah peningkatan dari tahap</div><div style="text-align: center;">ekplorasi ke tahap operasi produksi.</div><div style="text-align: center;">Pasal 121</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 122</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 123</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 124</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Perusahaan nasional dapat mendirikan perusahaan cabang di</div><div style="text-align: center;">daerah.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Ayat (3)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 125</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 126</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 127</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 128 . . .</div><div style="text-align: center;">- 25 -</div><div style="text-align: center;">Pasal 128</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 129</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 130</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 131</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 132</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 133</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 134</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 135</div><div style="text-align: center;">Persetujuan dari pemegang hak atas tanah dimaksudkan untuk</div><div style="text-align: center;">menyelesaikan lahan-lahan yang terganggu oleh kegiatan eksplorasi</div><div style="text-align: center;">seperti pengeboran, parit uji, dan pengambilan contoh.</div><div style="text-align: center;">Pasal 136</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 137</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 138</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 139</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 140</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 141</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 142</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas. . .</div><div style="text-align: center;">- 26 -</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 143</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 144</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 145</div><div style="text-align: center;">Ayat (1)</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan masyarakat adalah mereka yang</div><div style="text-align: center;">terkena dampak negatif langsung dari kegiatan usaha</div><div style="text-align: center;">pertambangan.</div><div style="text-align: center;">Ayat (2)</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 146</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 147</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 148</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 149</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 150</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 151</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 152</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 153</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 154</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 155</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas . . .</div><div style="text-align: center;">- 27 -</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 156</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 157</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 158</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 159</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 160</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 161</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 162</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 163</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 164</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 165</div><div style="text-align: center;">Yang dimaksud dengan setiap orang adalah pejabat yang menerbitkan</div><div style="text-align: center;">IUP, IPR, atau IUPK.</div><div style="text-align: center;">Pasal 166</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 167</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 168</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 169</div><div style="text-align: center;">Huruf a</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Huruf b . . .</div><div style="text-align: center;">- 28 -</div><div style="text-align: center;">Huruf b</div><div style="text-align: center;">Semua pasal yang terkandung dalam kontrak karya dan</div><div style="text-align: center;">perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara harus</div><div style="text-align: center;">disesuaikan dengan Undang-Undang.</div><div style="text-align: center;">Huruf c</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 170</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 171</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 172</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 173</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 174</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">Pasal 175</div><div style="text-align: center;">Cukup jelas.</div><div style="text-align: center;">TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4959</div>CV.PUSAKA PAJAJARANhttp://www.blogger.com/profile/08041934671432824677noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7480072598347162345.post-19872335080901916292010-12-31T06:47:00.000-08:002010-12-31T06:47:37.524-08:00Lahan Fosfat (Banjarsari)Mencari Mitra/Investor untuk bekerjasama menggarap Lahan Fosfat,<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgv2IJ7lnVcA_sXVDpIECd5AvXT3T1GEY7_Nt4ThAcaVta7p1JDeIovmHahaVdduUdho3voJ5FqWMxMz4M7tIVYZy4Ti317sLMsLTIMRuCArJSbFWgI_YDM_PR6o-6uSmnaJnBxGII5OeM/s1600/DSC04247.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgv2IJ7lnVcA_sXVDpIECd5AvXT3T1GEY7_Nt4ThAcaVta7p1JDeIovmHahaVdduUdho3voJ5FqWMxMz4M7tIVYZy4Ti317sLMsLTIMRuCArJSbFWgI_YDM_PR6o-6uSmnaJnBxGII5OeM/s400/DSC04247.JPG" width="400" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0t27oO4UdJdFiU74O3qjEYAynlgeY-OPGBvS9meV6lP3Qibfi_KFl4iYsrp0ONJKu-uvAZBiH5C0Ki7pHyc-LfZef_4i7qffgdu9vB-yJZbxsTAgx_wnZXPx0cS38TdPUkfS5OZCWgWs/s1600/DSC04254.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0t27oO4UdJdFiU74O3qjEYAynlgeY-OPGBvS9meV6lP3Qibfi_KFl4iYsrp0ONJKu-uvAZBiH5C0Ki7pHyc-LfZef_4i7qffgdu9vB-yJZbxsTAgx_wnZXPx0cS38TdPUkfS5OZCWgWs/s1600/DSC04254.JPG" width="400" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSsv7iYrzS2e1u3Ld-lMv51CPXcfDfYl8Ksow-bWfyrwpUR-Yb6tS_T9rRZqQUP32u9Tg7q_nhanDntpoqk8IgFGSJtTXaRUMna70Qj0GXHQ10MhBny7d8ma1bdIZqiyCtOpDof6YMRc4/s1600/DSC04258.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSsv7iYrzS2e1u3Ld-lMv51CPXcfDfYl8Ksow-bWfyrwpUR-Yb6tS_T9rRZqQUP32u9Tg7q_nhanDntpoqk8IgFGSJtTXaRUMna70Qj0GXHQ10MhBny7d8ma1bdIZqiyCtOpDof6YMRc4/s400/DSC04258.JPG" width="400" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9mdIsMdsp-4W2cQiRcO9MTF0CijcejGPQ-UXp-uDk-3m2Ql42UFbxEdYSHtDtXzr4wzqEDKTDV44YGx7z-5FF-hjcfOPxRrO7ivb6-upv-AsmmxnDO0ODjvPjwqslKrVU9WB0S2SdaoY/s1600/DSC04261.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9mdIsMdsp-4W2cQiRcO9MTF0CijcejGPQ-UXp-uDk-3m2Ql42UFbxEdYSHtDtXzr4wzqEDKTDV44YGx7z-5FF-hjcfOPxRrO7ivb6-upv-AsmmxnDO0ODjvPjwqslKrVU9WB0S2SdaoY/s1600/DSC04261.JPG" width="400" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWj0gZ65zbxeiYKAIdCVuzMqQhHIk5Uav4hoqGH4NxChm3dsYGhh9ihk-gwn10l68R-NJNeu8SceBoS9B4OmrXcHwFZvO_5TrBYxJpxFlt6gD1hB_r8xYrxP6uh1pB-GQUPTz7aL8IdGo/s1600/DSC04276.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWj0gZ65zbxeiYKAIdCVuzMqQhHIk5Uav4hoqGH4NxChm3dsYGhh9ihk-gwn10l68R-NJNeu8SceBoS9B4OmrXcHwFZvO_5TrBYxJpxFlt6gD1hB_r8xYrxP6uh1pB-GQUPTz7aL8IdGo/s400/DSC04276.JPG" width="400" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXVuCQyOrMMl3vUK-if_yD3_Q3J-9xG7U62VjJz_lY-jLo-nd5RZZ9UF6rFUvrIXhi86kt4ACk9VLhyphenhyphenTavg3ndglA1Jzw0RSUihdbkjgm9vOqSxfdw9BDqkWcsxajZlyCOt-rEbT7diBU/s1600/DSC04279.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXVuCQyOrMMl3vUK-if_yD3_Q3J-9xG7U62VjJz_lY-jLo-nd5RZZ9UF6rFUvrIXhi86kt4ACk9VLhyphenhyphenTavg3ndglA1Jzw0RSUihdbkjgm9vOqSxfdw9BDqkWcsxajZlyCOt-rEbT7diBU/s400/DSC04279.JPG" width="400" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhVGAa1rvoOiw4eYFmHNL38dni0FT0J0Tr6DGGb4_mYOe824DhvQLKPjI8bbws43v-E4Nbyml0wVQ7fNO-WrGXyouEZKrzT4du7ve8QDnRKrQiPQ1NLebOUnpWXXE_ACLQ0Fbkqy89nUo/s1600/DSC04288.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhVGAa1rvoOiw4eYFmHNL38dni0FT0J0Tr6DGGb4_mYOe824DhvQLKPjI8bbws43v-E4Nbyml0wVQ7fNO-WrGXyouEZKrzT4du7ve8QDnRKrQiPQ1NLebOUnpWXXE_ACLQ0Fbkqy89nUo/s400/DSC04288.JPG" width="400" /></a></div>CV.PUSAKA PAJAJARANhttp://www.blogger.com/profile/08041934671432824677noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7480072598347162345.post-11457612597713438902010-12-30T05:57:00.000-08:002011-01-23T09:37:26.295-08:00Lokasi Batu Mangan Banjarsari / Mn.39.9%-up (amir.doc)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVUhdfTwDb0j_btnDh6nHzcVciZTbPOSvOPTOv6WSvcirDVj_FYBr8eNuD4a860Ey7KNOpXlUeOEH-Atbtv-wCqFKkT992xDW6bQLXSGEjcWlMnDbQ9wCGGadBB1B0DbBSY8QAPDM8bg0/s1600/DSC03483.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVUhdfTwDb0j_btnDh6nHzcVciZTbPOSvOPTOv6WSvcirDVj_FYBr8eNuD4a860Ey7KNOpXlUeOEH-Atbtv-wCqFKkT992xDW6bQLXSGEjcWlMnDbQ9wCGGadBB1B0DbBSY8QAPDM8bg0/s320/DSC03483.JPG" width="400" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVUhdfTwDb0j_btnDh6nHzcVciZTbPOSvOPTOv6WSvcirDVj_FYBr8eNuD4a860Ey7KNOpXlUeOEH-Atbtv-wCqFKkT992xDW6bQLXSGEjcWlMnDbQ9wCGGadBB1B0DbBSY8QAPDM8bg0/s1600/DSC03483.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVUhdfTwDb0j_btnDh6nHzcVciZTbPOSvOPTOv6WSvcirDVj_FYBr8eNuD4a860Ey7KNOpXlUeOEH-Atbtv-wCqFKkT992xDW6bQLXSGEjcWlMnDbQ9wCGGadBB1B0DbBSY8QAPDM8bg0/s1600/DSC03483.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVUhdfTwDb0j_btnDh6nHzcVciZTbPOSvOPTOv6WSvcirDVj_FYBr8eNuD4a860Ey7KNOpXlUeOEH-Atbtv-wCqFKkT992xDW6bQLXSGEjcWlMnDbQ9wCGGadBB1B0DbBSY8QAPDM8bg0/s1600/DSC03483.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVUhdfTwDb0j_btnDh6nHzcVciZTbPOSvOPTOv6WSvcirDVj_FYBr8eNuD4a860Ey7KNOpXlUeOEH-Atbtv-wCqFKkT992xDW6bQLXSGEjcWlMnDbQ9wCGGadBB1B0DbBSY8QAPDM8bg0/s1600/DSC03483.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVUhdfTwDb0j_btnDh6nHzcVciZTbPOSvOPTOv6WSvcirDVj_FYBr8eNuD4a860Ey7KNOpXlUeOEH-Atbtv-wCqFKkT992xDW6bQLXSGEjcWlMnDbQ9wCGGadBB1B0DbBSY8QAPDM8bg0/s1600/DSC03483.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinqXhxCZpRaMg34Vbt2ovsPwA3hh_ZRnJ5kl2-fGdvPEDefKTF2dH6h1FHOBf2IMFGk1Iy_8cNkIWAeU2WbfmT5xbl2rVb-Tl7cWqrAs6_DB8_bXSmpU2rqjpJWGJ8cA7CgY5r0GyjJRA/s1600/DSC03323.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinqXhxCZpRaMg34Vbt2ovsPwA3hh_ZRnJ5kl2-fGdvPEDefKTF2dH6h1FHOBf2IMFGk1Iy_8cNkIWAeU2WbfmT5xbl2rVb-Tl7cWqrAs6_DB8_bXSmpU2rqjpJWGJ8cA7CgY5r0GyjJRA/s400/DSC03323.JPG" width="400" /></a> <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_13vQdPUVDGDQIg5c4oIig0-VaHWaR0K0qv1pqLth1j1Zq9ENM2veb_ZOxnnnZc-YRZJ-54km5P31EBTIcooghPVNZ7eCL3fnw31nkvqUddaGoSWfW_15q9Z858qJdzYVzlqlOGFoGA8/s1600/DSC03325.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_13vQdPUVDGDQIg5c4oIig0-VaHWaR0K0qv1pqLth1j1Zq9ENM2veb_ZOxnnnZc-YRZJ-54km5P31EBTIcooghPVNZ7eCL3fnw31nkvqUddaGoSWfW_15q9Z858qJdzYVzlqlOGFoGA8/s400/DSC03325.JPG" width="400" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnXZ2de3Q0JWLM9UL4csXjwskIz69dbekD5rngb876usFT_B2pfdbopW_jFKq4dP31Z30UjFFyO6jSekDnHs7H911RdlVQjjU0f9py-ruEA8_PEguz-lyaAW7wqzi-w4UFbgfZS41gOtM/s1600/DSC03396.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnXZ2de3Q0JWLM9UL4csXjwskIz69dbekD5rngb876usFT_B2pfdbopW_jFKq4dP31Z30UjFFyO6jSekDnHs7H911RdlVQjjU0f9py-ruEA8_PEguz-lyaAW7wqzi-w4UFbgfZS41gOtM/s400/DSC03396.JPG" width="400" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNowl94vFOtXLX9PsIVBiH8U7ETACymfw7cVyb8GeAAdDQw_1fIUu01p-mTTv4_8MoQIH1GKOYU3bfi2-l_l71dGplIb3J4dFcSKX3OW02NhgF0ZS5YiIQaIHGAE9AVRUz25ObWbBjP1A/s1600/DSC03401.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNowl94vFOtXLX9PsIVBiH8U7ETACymfw7cVyb8GeAAdDQw_1fIUu01p-mTTv4_8MoQIH1GKOYU3bfi2-l_l71dGplIb3J4dFcSKX3OW02NhgF0ZS5YiIQaIHGAE9AVRUz25ObWbBjP1A/s400/DSC03401.JPG" width="400" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgz-V6X-v-9PaBmH3XUTixMam3xsWvYrWAmDssuISuJWD-hxUWHsFwIQDns2ojbOBp881yBpVwaGd1N98GpwKm-AogIwg5Y6vs56MYdMn0y05T84mfSKeLPdKwTHNhzxagdNQq7wIMmOgo/s1600/DSC03409.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgz-V6X-v-9PaBmH3XUTixMam3xsWvYrWAmDssuISuJWD-hxUWHsFwIQDns2ojbOBp881yBpVwaGd1N98GpwKm-AogIwg5Y6vs56MYdMn0y05T84mfSKeLPdKwTHNhzxagdNQq7wIMmOgo/s400/DSC03409.JPG" width="400" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-_6CFMjCpo_OapAXGlZDr6MkauiEFWp7d9fBtrZhKMMbM9PhRv6mfoh-idKxOmAfFpNMb6FlOzQSUt5mGnodkh9Jw-8SuQjJuV3urb6GaNzKp2WFn88aq4uVwjB-4CAV_qd7htHG7750/s1600/DSC03504.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-_6CFMjCpo_OapAXGlZDr6MkauiEFWp7d9fBtrZhKMMbM9PhRv6mfoh-idKxOmAfFpNMb6FlOzQSUt5mGnodkh9Jw-8SuQjJuV3urb6GaNzKp2WFn88aq4uVwjB-4CAV_qd7htHG7750/s1600/DSC03504.JPG" width="416" /></a></div></div>CV.PUSAKA PAJAJARANhttp://www.blogger.com/profile/08041934671432824677noreply@blogger.com0